Orisinal dan Ramah, Syarat Wisata Berkelanjutan Suatu Daerah

- 17 Oktober 2020, 22:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan protokol COVID-19 menghadiri upacara adat Sedekah Bumi di Desa Cibuntu, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Sabtu 17 Oktober 2020.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan protokol COVID-19 menghadiri upacara adat Sedekah Bumi di Desa Cibuntu, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Sabtu 17 Oktober 2020. /Humas Pemprov Jabar

Jadi, menurut Emil, orisinalitas dan keramahtamahan warga menjadi salah satu syarat pariwisata berkelanjutan (suistainable tourism) yang berpotensi besar mendatangkan kesejahteraan bagi warga sekitar destinasi wisata.

Baca Juga: Sabar, Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia Baru Diproduksi Tahun 2022

“Masyarakat Desa Cibuntu semuanya soleh karena sudah nyugemakeun (memberikan kenyamanan) wisatawan, dengan total ada 300 rumah yang bisa disewakan untuk dijadikan homestay,” katanya.

“Saya titip ke Abah Awang (Kepala Desa Cibuntu), agar jangan berpuas diri dan bisa menjadi teladan sebagai ‘Bapak Pembangunan’ di desa wisata lainnya. Sehingga maju bersama-sama untuk menjadi bangsa yang besar,” harapnya.

Wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda menjelaskan ketulusan, gotong royong, dan kesederhanaan yang tercermin dari sikap dan perilaku warga Desa Cibuntu menjadi daya tarik bagi wisatawan. “Sedekah dari hasil panen petani merupakan genius of local,” cetus Ridho.

Baca Juga: Gurauan Rossi: Virus Corona Ini Pintar, Pilih Saya dan Ronaldo

Menurut Ridho, Desa Cibuntu sejak lama menjadi andalan Kuningan dalam pengembangan wisata berbasis budaya. Hal ini dapat terwujud berkar peran masyarakat dan kepala desa. “Ini juga merupakan tanda motivasi untuk kita semua karena keterlibatan masyarakat merupakan sebuah bukti nyata,” katanya.

Menurut Kepala Desa Cibuntu Abah Awang, secara filosofi Sedekah Bumi mengilustrasikan hidup adalah menatap hari esok yang lebih baik. Bumi adalah wadah segala bentuk makhluk hidup yang menyediakan sandang pangan dan papan. Sedekah Bumi merupakan miniatur cinta dan pengorbanan semoga bisa meningkatkan ketakwaan dan nikmat bersyukur.

“Dengan mengulang tradisi adat istiadat masa lalu, dan bukanlah sebuah hal yang tabu, jadi kita harus tetap bersyukur kepada Sang Pencipta,” ujar Abah Awang.

Baca Juga: Demo UU Cipta Kerja Berlanjut Lagi, Mahfud MD Sudah Tahu Tanggal-tanggalnya

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x