(Bagian Ketiga - habis) Ditemukan Buku Kuno yang Mengungkap Fakta Baru Sejarah Kelahiran PERSIB

- 7 Oktober 2020, 23:20 WIB
Dua buku lama terbitan tahun 1958 (kanan) banyak mengungkap fakta baru sejarah kelahiran PERSIB./Arief NK/BERITA KBB
Dua buku lama terbitan tahun 1958 (kanan) banyak mengungkap fakta baru sejarah kelahiran PERSIB./Arief NK/BERITA KBB /Arief NK

BERITA KBB - Melanjutkan tulisan bagian pertama dan kedua, pada tulisan ketiga sekaligus yang terakhir, Ketua Umum  keempat, A Munadi dalam kata sambutan di buku Peringatan Ulang Tahun PERSIB ke-25 tahun 1958, sudah mendengungkan bahwa PERSIB harus memilki stadion kebanggaan.

Dikatakan Munadi, hal itu sebagai the last but not least yang artinya  kalimat  terakhir tapi tidak kalah pentingnya.

"Para pengurus  harus senantiasa dapat menunaikan tugasnja walau seberat apapun untuk memelihara PERSIB kedalam keadaan yang lebih sempurna. The las but not least, djanganlah lupa, hendaknya berusaha untuk mendirikan sebuah stadion yang dapat dibanggakan oleh segenap pengurus dan anggauta PERSIB chususnja dan seluruh rakjat Djawa Barat umumnya," kata Munadi menuliskan di dalam buku tersebut.

Apa yang ditulis almarhum Munadi seperti sebuah isyarat dan rasa keoptimisannya bahwa PERSIB kelak akan memiliki stadion kebanggaan.

Pasalnya, sejak PERSIB didirikan sempat tidak memiliki lapangan. Namun, pada akhirnya bisa menggunakan lapangan Tegallega atas kebaikan tokoh yang juga Walikota Bandung keempat, R.Moh Enoch pada tahun 1937.

Begitu pula setelah gedung sekolah Karang Kaputran yang hanya sebatas tempat pendirian, jajaran pengurus PERSIB pada akhirnya di tahun 1951 mendapatkan hibah dari  Walikota R Moh Enoch sebuah gedung untuk sekretariat di Jalan Gurame No 2 sehingga dalam menggelar rapat - rapatnya tak harus berpindah - pindah lagi  dari satu tempat ke tempat yang lain.

Sementara pada tahun 1958 Lapangan SIDOLIG belum sepenuhnya dapat digunakan karena kepemilikannya masih dikuasai orang Belanda.

Barulah pada dekade 80-an, lapangan tersebut berubah nama menjadi Stadion PERSIB setelah Walikota Ateng Wahyudi mengeksekusinya khusus untuk PERSIB.

Namun, Stadion PERSIB hanyalah sebatas untuk penyelenggaraan kompetisi internal.Sementara, untuk pertandingan - pertandingan besar menggunakan Stadion Siliwangi.

Karena jumlah pecinta alias bobotoh PERSIB  semakin hari bertambah banyak ditambah regulasi PSSI menyatakan  Stadion Siliwangi tak layak lagi untuk pertandingan sekelas PERSIB, maka pada tahun 2008 PERSIB berpindah tempat ke Stadion si Jalak Harupat sebagai homebase.

Halaman:

Editor: Arief NK


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x