Sodik Mudjahid, Pemuda Harus Kerja Keras dan Kerja Cerdas

- 26 Oktober 2020, 14:04 WIB
Anggota Komisi 2 DPR RI dari Fraksi Gerindra Dr. Ir.H Sodik Mudjahid., M.Sc, memaparkan pandangannya, pada Diskusi Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Umat, di Aula SMP Darul Hikam, Jalan Tubagus Ismail Depan, Kota Bandung, Sabtu 24 Oktober 2020
Anggota Komisi 2 DPR RI dari Fraksi Gerindra Dr. Ir.H Sodik Mudjahid., M.Sc, memaparkan pandangannya, pada Diskusi Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Umat, di Aula SMP Darul Hikam, Jalan Tubagus Ismail Depan, Kota Bandung, Sabtu 24 Oktober 2020 /Pikiran-Rakyat. Com/Berita KBB/Ade Bayu Indra

BERITA KBB - Pada masa perjuangan, peran pemuda dalam merebut kemerdekaan sangatlah besar. Semangat jihad membela bangsa dan agama sangat tinggi, sehingga banyak bermunculan tokoh-tokoh pemuda yang berhasil menggetarkan nyali bangsa penjajah saat itu.

Cita-cita ingin memerdekakan bangsa dari belenggu penjajah menjadi tujuan utama, termasuk para pemuda. Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas agama, suku, dan daerah menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Peristiwa bersejarah yang mengandung nilai persatuan bangsa itu, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Jangan Sampai Kena Razia, Ini Lima Fokus Pelanggaran Di Daerah Polda Metro Jaya

Semangat persatuan dan kesatuan itulah yang kini banyak digaungkan di tengah masyarakat Indonesia. Seperti yang diutarakan oleh Anggota Komisi 2 DPR RI dari Fraksi Gerindra Dr. Ir.H Sodik Mudjahid., M.Sc, pada Diskusi Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Umat, di Aula SMP Darul Hikam, Jalan Tubagus Ismail Depan, Kota Bandung, Sabtu 24 Oktober 2020.

"Sebagai pemuda, kalian harus menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Jangan mementingkan ego masing-masing. Berjuang dengan cara berbagi tugas, ada yang lewat Ipteknya, ada yang lewat agamanya, ada yang lewat budayanya. Ubah pola pikir menjadi kerja keras dan kerja cerdas", katanya.

Kerja keras dan kerja cerdas menurut Sodik Mudjahid merupakan salah satu strategi jitu dan sistematis dalam membangun umat dan bangsa. "Ayo kita reformasi dan revolusi dalam pola perjuangan umat, dan tidak cukup jihad, tapi kerja yang sistematis", tambahnya.

Baca Juga: Inovasi dan Kolaborasi, Geliatkan UMKM di Tengah Pandemi

Di hadapan peserta diskusi dari sejumlah organisasi massa dan lembaga kepemudaan itu, Sodik Mudjahid menambahkan pula bahwa untuk jihad tidak cukup hanya semangat para pemuda, diperlukan juga usaha dan soliditas. Tetapi semua itu harus di niatkan karena Allah.

"Jadi untuk perjuangan dan jihad itu tidak cukup dengan semangat, tapi harus dilakukan dengan solid. Tapi tetap, niatnya cuma satu yaitu niat karena Allah", ungkapnya.

Sebagai warga yang hidup di negara mayoritas Islam, Sodik Mudjahid mengingatkan bahwa kita seharusnya lebih mengamalkan Alquran dalam kehidupan kita, khususnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena pada dasarnya Alquran adalah memerintah pada kebenaran, dan mencegah pada kemungkaran.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Cimahi Hari Ini 26 Oktober 2020, Waspada Siang hingga Malam Hari

" Tidak jarang kita malah kalah dalam hal mengamalkan Alquran dibandingkan non muslim, malah sering terjadi permusuhan antara umat Islam. Hal-hal tersebut yang menjadi pemicu terjadinya perpecahan bangsa", ujarnya.

Sementara itu Direktur Dewan Pembinaan Umat Darul Hikam Prof dr Neni Sri Imaniyati menambahkan bahwa sebagai pemuda harus mengutamakan persatuan dan soliditas, terutama umat islam. "Sebagai umat islam, apakah kita ingin maju sendiri-sendiri atau bersama-sama?", katanya.

Pada diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Dinamika Umat (Dinamiku) Darul Hikam itu, Neni juga mengatakan bahwa peran pemuda sangatlah besar, banyak catatan sejarah yang mengukirkan nama pemuda. " Pa Sodik Mudjahid selalu berpesan bahwa kita sebagai umat islam jangan hanya bangga sebagai mayoritas di negara ini, tapi harus memikirkan bagaimana caranya supaya kita diperhitungkan? ", tambahnya.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Dosen dan Sistem Promosi Secara Daring, USB YPKP Terima 1.351 Orang Maba

Salah satu perwakilan pemuda yang hadir sebagai pembicara pada diskusi yaitu Edwin Khadafi, Ketua Pemuda Persis Kota Bandung, mengungkapkan hal yang serupa.

Edwin mengatakan bahwa sesuatu yang melibatkan pemuda adalah sesuatu yang besar. Pemuda sebagai dai pembangun peradaban, sudah barang tentu salah satunya adalah melalui jalan dakwah.

"Dakwah adalah tugas kita sebagai umat muslim, dan tentunya disesuaikan dengan kapasitasnya masing masing", katanya.

Baca Juga: Macan Tutul yang Ditemukan di Ciwidey, Mati Setelah Ditolong Petugas

Orientasi dakwah menurut Edwin adalah kebaikan dunia dan akherat. Pemuda sudah seharusnya sinergi dalam satu kelompok gerakan, mengarahkan ke arah dan tujuan yang sama.

"Fastabiqul khairat, saling mengingatkan dan menguatkan. Kontek persatuan islam harus bersatu jangan terpecah belah. Karena perpecahan Itu sudah keluar dari konteks islam. Tingkatkan percaya diri, tingkatkan persatuan umat islam, khususnya kita para pemuda", ujarnya.

Pada akhir diskusi, Sodik Mudjahid berpesan pada peserta diskusi supaya mereka sebagai pemuda membuat agenda pemuda yang hebat. "Saya berpesan pada para pemuda disini, tetap teguh berkolaborasi, kolaboraksi, mari berbenah diri, revitalisasi gerakan di organisasi demi persatuan dan kesatuan umat dan bangsa", tutupnya. ***

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah