Tutup Karena Pandemi, Sektor Wisata Merugi

16 Juni 2021, 12:42 WIB
Penerapan protokol kesehatan di Bazoga atau Kebun Binatang Bandung./Kiki Kurnia/Galamedia /

BERITA KBB - Para pelaku pariwisata di Bandung raya meminta pemerintah lebih bijak mengambil keputusan dalam menutup objek wisata di area Bandung raya.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua DPD PUTRI Jawa Barat, Heni Smith dan juga ketua Asita Jawa Barat Budijanto Ardiansjah.

Ditemui dalam kesempatan terpisah keduanya menyatakan hendaknya pemerintah melakukan kebijakan lebih hati-hati dalam menutup objek wisata. 

Baca Juga: Mamanya sedang Bertikai dengan Vicky Prasetyo, Azka Corbuzier Diajak Masuk Militer Prabowo Subianto

Menurut Heni pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan matang-matang sebelum melakukan penutupan objek wisata dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-1 9.

"Pemerintah harus melihat banyak aspek jangan hanya main tutup seperti selama ini dilakukan", kata Ketua DPD PUTRI jabar sekaligus pemilik de Lodge tersebut.

Menurut Heni di kawasan Bandung raya tercatat lebih dari 100 objek wisata yang harus ditutup berdasarkan instruksi atau himbauan Gubernur Jawa Barat.

Baca Juga: Kalina Octaranny Repost Postingan Instagram Vicky Prasetyo, Sudah Baikan?

Dalam jumlah itu terdapat 20.000 lebih orang yang bergantung hidupnya kepada berjalannya objek wisata tersebut baik yang langsung ataupun tidak langsung.

Dalam penutupan objek wisata selama sepekan ini pihaknya memperkirakan kerugian yang diderita oleh pihak pengelola objek wisata sekitar 60 miliar-an.

Ini potensi yang hilang akibat ditutupnya objek wisata selama sepekan.

Baca Juga: Sinopsis Badai Pasti Berlalu , Rabu 16 Juni 2021, Emosi Awan Meledak Gara-Gara Hal Ini

Heni menghimbau pihak pemerintah harus mempertimbangkan pemberian kompensasi seperti misalnya relaksasi pajak, kredit ke perbankan, dan aspek lainnya yang bisa membantu Meringankan dampak penutupan.

"anggota kami banyak yang mengusulkan hal-hal tersebut", ungkap Heni.

Senada dengan itu Ketua Asita Jawa Barat Budijanto Ardiansjah mengatakan sebaiknya pemerintah melakukan hal yang lebih terukur, jangan hanya menutup objek wisata yang selama ini dijadikan alasan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Dari Jendela SMP, Rabu 16 Juni 2021, Gino Tembak Lili dengan Cara yang Sweet

Padahal menurut beliau selama ini objek wisata juga sudah melakukan beberapa standar yang memenuhi protokol kesehatan seperti berwisata sehat dan juga bersertifikat layak kunjung dari pihak terkait.

Artinya pariwisata tidak asal buka dan menerima pengunjung.

Karena dengan ditutupnya objek wisata banyak yang terdampak seperti tour guide, travel biro, hotel dan juga orang-orang yang bergantung pada perjalanan wisata.

Baca Juga: Heboh, Saham Cola-Cola Anjlok hingga 57 Triliun Cuma Gara-Gara Aksi Sepele Cristiano Ronaldo Ini

Pihaknya meminta pemerintah bercermin dari daerah lain yang tidak gampang menutup objek wisata saat dilakukan evaluasi tingginya penyebaran Covid-19.

Kedua asosiasi ini meminta pemerintah melakukan dengar pendapat atau berdialog terlebih dahulu dengan pengelola objek wisata atau institusi yang terkait dalam bidang tersebut sebelum mengambil keputusan untuk ditutup.

Selama ini menurut Heni pihaknya sangat kooperatif dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah namun sekarang adalah saatnya untuk berdialog dengan pemerintah agar pihak pemerintah juga lebih mendapatkan informasi dari banyak pihak.

Baca Juga: Kocak, Aksi Geng Micin Nobar Ikatan Cinta, dari Makan Mie Ayam Bareng sampai Bawa Pisau Ancam Elsa

"Objek wisata itu sudah memenuhi standar pariwisata dengan standar kesehatan tertentu. kita juga memenuhi standar-standar tertentu dalam SOP protokol kesehatan.

Apalagi selama ini pihak satgas Covid-19 yang diwakili oleh satpol PP juga terus memperhatikan perkembangan di lapangan artinya harus ada beberapa hal yang diperbaiki sebelum mengambil keputusan menutup objek wisata seperti yang selama ini dilakukan" tutupnya.

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler