Mengejutkan, Hasil Survey LSI Masih Ada Warga Dukung Kekerasan Ekstrim di Jabar

8 Juni 2023, 19:01 WIB
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia Rizka Halida, Koordinator Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kemenag Jabar Haidar Yamin Mustafa, Dosen Komunikasi Politik Fisip Unpad Firman Manan saat menjadi narasumber pada Diskusi Survei Opini Publik 'Sikap Publik atas Kekerasan Ekstrem /Ade Bayu Indra/Berita KBB/

BERITA KBB - Tidak dapat dipungkiri, intoleransi dan kekerasan ekstrim masih menjadi hambatan besar di Indonesia, yang padahal masyarakatnya plural. Terdiri dari beragam agama, suku dan budaya.

Demikian pula di Jawa Barat dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 16-29 Mei 2023 lalu, dengan melibatkan 600 responden yang terbagi dari 27 kota/kabupaten.

Ternyata masih ada yang mendukung kekerasan ekstrim dan organisasinya, meski tidak terlalu signifikan.

Baca Juga: Daftar Rating Acara TV Rabu 7 Juni 2023 Versi Est All, Takdir Cinta yang Kupilih SCTV Kembali Ke 3 Besar

Peneliti Senior LSI Rizka Halida dalam diseminasi hasil survei opini publik mengenai sikap publik atas kekerasan ekstrim dan intoleransi dalam kehidupan beragama mengatakan, di Jawa Barat dukungan terhadap kekerasan ekstrim dan organisasi kekerasan ekstrim tidak begitu menonjol.

Namun terhadap organisasi intoleran, nyatanya cukup berimbang antara yang mendukung dan tidak. Persoalan ini kata dia patut diwaspadai, karena dapat menjadi ancaman.

"Secara umum, bukan mayoritas. Tapi ada poin yang perlu kita jadikan perhatian, cukup banyak yang mendukung dalam bentuk pergi berperang ke negara lain untuk membela agama. Artinya masih sangat potensial untuk dijadikan target yang ingin merekrut orang ke Suriah (misalnya). Kemudian dukungan terhadap organisasi yang mengampanyekan intoleransi, sampai saat ini tinggi pengetahuannya tapi dukungan berimbang antara setuju dan tidak setuju. Ada 45 persen yang setuju dan tidak setuju," ujarnya di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis 8 Juni 2023.

Baca Juga: Daftar Rating Acara TV Rabu 7 Juni 2023 dan Share Versi Est UM, Ikatan Cinta RCTI Meroket ke 5 Besar

Kendati kata dia, hasil tersebut belum sepenuhnya dapat menjadi tolok ukur. Mengingat 27 kota/kabupaten di Jawa Barat memiliki karakteristik tersendiri, merujuk dari sejarah masa lalu masing-masing kawasan tersebut.

"Temuan ini perlu dilihat perwilayah. Secara umum wilayah tidak setuju dengan kekerasan ekstrim, tapi ada wilayah yang bisa dikaji lebih lanjut. Ada wilayah di masa lalu yang sejarahnya potensial, mendukung kekerasan ekstrim," ucapnya.

Rizka menambahkan potensi ancaman lain yang harus diwaspadai Jawa Barat dari hasil survei adalah, tingginya kelompok muda yang mendukung adanya regresif gender. Berbeda dengan kelompok usia lain kata dia, yang cenderung lebih netral. Contoh regresif gender kata dia, terkait wajar atau tidak perempuan berpergian sendiri, hingga kepala daerah perempuan.

Baca Juga: Akhirnya Tayang Sinetron Baru SCTV 'Satu Cinta Dua Hati' Dibintangi Titi Kamal, Kapan Jadwalnya?

"Kelompok muda cukup banyak yang mendukung juga persetujuan norma gender yang regresif. Mayoritas masih setuju dan di Jawa Barat cenderung setuju dibanding kelompok usia lain," imbuhnya.

Menyikapi mendekati tahun politik menuju Pemilu 2024, sejauh ini kata dia di Jawa Barat politik identitas cenderung menurun. Kendati demikian, tetap diperlukan langkah strategis dari pemerintah daerah dan masyarakat, untuk melakukan pencegahan. Sebab tidak tidak menutup kemungkinan seiring mendekati Pemilu, isu politik identitas dapat kembali mencuat.

"Jawa Barat kita lihat data di 2019 politik identitas cenderung naik. Di 2022 angkanya turun. Kita tahu politik belum panas, tapi sangat mungkin bila semakin mendekati 2024 intoleransi bisa meningkat. Tapi dengan catatan tidak ada upaya dari pemerintah, maupun masyarakat sendiri untuk membatasi isu politik identitas digunakan memobilisasi orang menjelang Pemilu," paparnya.

Baca Juga: Ada Siklon Tropis Guchol, Simak Prakiraan Hujan Indonesia Kamis 8 Mei 2023 Berikut, Apa Jawa Barat Terdampak?

Sementara itu Dosen Komunikasi Politik Universitas Padjajaran Firman Manan mengatakan, hasil yang ditemukan oleh LSI tidak dapat sepenuhnya dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, dalam melakukan kajian juga harus dipertimbangkan kultur masing-masing daerah.

"Kekerasan di Jawa Barat tidak bisa diselesaikan di level provinsi. Kita punya 27 kabupaten/kita yang punya karakteristik heterogen. Kami membagi dalam enam subkultur, ada sub urban plural, seperti Bandung Raya, Sumedang, Depok, Bogor dan Bekasi. Lalu ada klaster Priangan Barat, Sukabumi, Cianjur. Priangan Timur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, klaster Ciayumajakuning dan sub urban Karawang, Purwakarta, Subang. Karakteristik beda, harus hati-hati dalam memetakan," paparnya.

Demikian pula responden kelompok usia muda, yang menurutnya terdapat perbedaan karakteristik antara perkotaan dan desa. Sehingga dibutuhkan metode yang tentunya harus berbeda pula.

Baca Juga: Sah, Shadiq Akasya jadi Dirut Biofarma Group

'Warga usia muda di kota dan desa, ada karakteristik berbeda. Treatment berbeda.
Sosial media asumsinya banyak diakses kelompok muda. Tapi fenomena (hanya) di perkotaan," sambungnya.

Sedang mengenai menjelang tahun politik, Firman mengatakan tidak ada yang mendominasi secara berturut-turut di setiap kontestasi Pemilu. Ini disebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Hal ini diakuinya menjadi magnet tersendiri bagi parpol, sebab semua kontestan memiliki peluang yang sama, dalam meraup swing voter Jabar. Terlebih dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, atau sekitar 17,5 persen pemilih untuk skala nasional.

"Party id rendah. Tidak ada kekuatan dominan. Jabar jadi rebutan kekuatan politik. Siapapun punya peluang. Kita punya pengalaman, beberapa tahun politik ada mobilisasi tentang isi yang mendorong intoleran meningkat. Pilgub 2018, isu sentimental keagamaan muncul. Ini harus diantisipasi di tahun politik, karena dinamika politik yang meningkat kemungkinan akan ada isu seperti ini," tandasnya.***

Editor: Ade Bayu Indra

Tags

Terkini

Terpopuler