20 Produk UMKM Dihadirkan Pada Reuni Akbar Ikatan Alumni Polman, 20 Persen Alumnus Jadi Entrepreneur

11 Juli 2023, 16:09 WIB
20 Produk UMKM Dihadirkan Pada Reuni Akbar Ikatan Alumni Polman, 20 Persen Alumnus Jadi Entrepreneur /

BERITA KBB-Ikatan Alumni Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung menggelar Kegiatan Reuni Akbar Ikatan Alumni Polman Bandung, di Kampus Polman Jalan Kanayakan-Dago, Sabtu 8 Juli 2023. 

Reuni akbar tersebut, dihadiri oleh ribuan lebih alumni dari angkatan 76 sampai 2022. Menurut Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto, pada kegiatan ini dipamerkan juga 20 produk yang dibuat oleh alumni.

"Selain itu juga ada penandatanganan Koperasi Kompak yang diinisiasi oleh alumni kami. Karena, alumni kami sekitar 15 hingga 20 persen menjadi entrepreneur,"ujar Ketua IKA Polman Agus saat ditemui di Reuni Akbar 2023 Alumni Polman Bandung, Sabtu 8 Juli 2023. 

Baca Juga: Untuk Meningkatkan Akurasi Timbangan Hasil Panen Kebun, Tim IT PTPN VIII Melakukan Inovasi

Menurut Agus, pihaknya pun mendorong pemerintah memperhatikan industri manufaktur dalam negeri.
Banyak Sumberdaya Manusia (SDM) yang memilih kerja di luar negeri karena gaji dalam negeri masih kecil.

Agus mengatakan, kondisi manufaktur saat ini masih banyak dikuasai oleh Tiongkok.

Banyak negara yang kebutuhan manufakturnya masih bergantung pada Tiongkok.

Tantangan kita adalah bagaimana memberikan harga lebih murah. Nah, persaingan dengan China itu sangat-sangat berat sekali. Hampir seluruh dunia tidak ada yang sanggup melawan mereka, itu yang menjadi tantangan besar," ungkapnya.

Meski begitu, kata Agus, Indonesia punya satu keuntungan yaitu bonus demografi. Artinya, anak-anak muda Indonesia sebagai angkatan kerja baru banyak sementara di negara seperti Jepang, Korea, dan lain-lain sudah banyak angkatan kerja tua. Hanya saja, kendala gaji dan kelayakan pekerja Indonesia masih kurang jika dibandingkan negara lain.

Baca Juga: 34 Daftar Pemain Yang Mengikuti Seleksi Timnas Piala Dunia U-17

"Problemnya, banyak yang lulusan-lulusan bagus kita, yang mungkin di sini (Indonesia) gajinya tidak terlalu bagus akhirnya memilih kerja ke luar negeri. Tapi bagusnya, kalau mereka di sana belajar dan balik lagi ke sini jadi lebih bagus, bisa membangun dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, Agus menyampaikan minat SDM dalam negeri untuk industri manufaktur sedianya masih cukup tinggi. Apalagi peluang lapangan kerja di industri manufaktur dirasakannya masih cukup besar.

Hanya saja, dia mengakui, tantangan terbesar saat ini adalah persoalan gaji untuk pekerja dalam negeri. Selain itu Agus menambahkan, tantangan lainnya di manufaktur Indonesia saat ini adalah peralatan dan mesin-mesin manufaktur di Indonesia yang masih diimpor dari luar negeri.

"Hanya saja tantangannya tadi, karena mungkin karena harganya, cost dari harga jual kan, dari gaji, macem-macem lah. Selain sektor oil and gas, kebetulan di manufaktur ini kebanyakan salary-nya tidak terlalu besar. Makanya pekerja angkatan baru yang bagus pada milih keluar (negeri)," ujarnya.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler