Tingkatkan Ketahanan Pangan, Rapatar Akan Tanam Bawang Merah di Lahan Kecil

- 8 Oktober 2021, 05:48 WIB
Ilustrasi bawang merah yang ketika dipotong bisa membuat mata pedih hingga mengeluarkan air mata
Ilustrasi bawang merah yang ketika dipotong bisa membuat mata pedih hingga mengeluarkan air mata /Pixabay.com
BERITA KBB - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat konsep ketahanan masyarakat dengan berbagai strategi. Melalui beragam program kini pengembangan komoditas terus dilakukan. Teranyar yaitu bakal coba menggarap bawang merah.
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, untuk pencanangan penanaman bawang merah dengan konsep Buruan Sehat Alami Ekonomis (SAE) akan dimulai saat Rangkaian Aksi Pangan Lestari (Rapatar) di Marakes, Buahbatu pada 14 Oktober 2021 mendatang.
 
Gin Gin menuturkan, dalam Rapatar nanti akan menjadi gebyar beragam program DKPP. Yakni mulai kembali Bandung Menanam Jilid 3, yang akan diikuti serentak oleh 30 kecamatan dan didukung 8 kesatuan TNI sebagai rangkaian menyambut Hari Pohon Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 November. 
 
 
"Rapatar itu jadi intinya program apa saja yang sudah DKPP gulirkan seperti Buruan SAE, Bandung menanam, pengadaan benih dan sebagainya terkait dengan pangan menjadi sebuah yang berkelanjutan," kata Gin Gin di Taman Dewi Sartika Bandung, Kamis, 7 Oktober 2021.
 
Sebagai tambahannya, lanjut Gin Gin, dalam Rapatar akan dimulai dengan pencanangan menanam bawang merah. Menurutnya penambahan komoditas ini sebagai strategi untuk mitigasi inflasi. 
 
Gin Gin memaparkan, dari sekian banyak komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi ini diantaranya adalah cabe dan bawang merah. Sehingga penanaman bawang merah diharapkan mampu mengatasi inflasi. Karena setidaknya bisa untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
 
 
"Kalau cabe sudah berjalan cukup lama dan ini bawang merah yang akan dikembangkan sebagai salah satu komponen di Buruan SAE atau pengembangan ketahanan pangan di Kota Bandung," jelasnya.
 
Gin Gin menuturkan, bawang merah ini memang bukanlah tanaman yang lazim menjadi komponen urban farming. Mengingat selama ini bawang merah menjadi komoditas besar yang ditanam di lahan luas.
 
Namun, Gin Gin sudah sejak lama mulai mencoba pengembangan menanam bawang merah di media tanam berskala kecil. Saat acara Rapatar nanti akan dimulai pencanangannya agar bisa direplikasi di kelompok Buruan SAE lainnya yan kini sudah berjumlah 234 kelompok.
 
 
"Karena selama ini bawang merah diasumsikan ditanam di lahan cukup luas, kita akan coba di polybag atau di lahan sempit dan terbatas. Sebelumnya kita sudah coba di demplot di tempat kita, dan ini kita akan tularkan di tempat lain," bebernya.
 
Gin Gin menambahkan, sudah ada pihak yang siap menampung hasil penananman bawang merah. Apabila dalam pelaksanaannya nanti berhasil dan terdapat kelebihan, tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga saja. 
 
"Khusus untuk bawang, karena ini menjadi komoditi cukup komersil dan untuk pemasok atau pengumpulnya sudah ada pengusaha yang siap untuk membeli hasil bawang," ungkapnya.
 
 
Dalam aksi Rapatar nanti, Gin Gin juga mulai memperkenalkan penambahan komponen lainnya sebagai pengembangan konsep Buruan SAE. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis.
 
"Kemudian kegiatan lain akan menguatkan Buruan SAE selain yang sudah berjalan dengan beberapa konten baru, seperti jenis ternak baru. Intinya supaya meningkatkan nilai ekonomi kelompok ini terus berputar dan Buruan SAE terus berlangsung," katanya. ***
 
 

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x