Survei IPRC, Dedi Mulyadi Saingan Ridwan Kamil

- 20 April 2023, 03:26 WIB
Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Firman Manan, Board of Advisor IPRC Muradi dan Manajer Program (Riset) IPRC M Indra Purnama saat diskusi Menuju Pilgub Jabar 2024 : Peta Kontestasi Terkini, di Kota Bandung, Selasa, 18 April 2023.
Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Firman Manan, Board of Advisor IPRC Muradi dan Manajer Program (Riset) IPRC M Indra Purnama saat diskusi Menuju Pilgub Jabar 2024 : Peta Kontestasi Terkini, di Kota Bandung, Selasa, 18 April 2023. /Ade Bayu Indra/Berita KBB/

"Emil unggul ya karena kepuasan publik padanya sangat tinggi. Inilah mengapa elektabilitas Emil jauh di atas kandidat lain, apalagi bila Dedi Mulyadi tak maju diusung Golkar," katanya.

Kemudian, faktor kedua terkait kedikenalan dan kedisukaan. Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Dede Yusuf popularitasnya di atas 80 persen, sedangkan Iwan Bule masih berada di 22 persen. Faktor ketiga, lanjut Firman, masalah kualitas personal yang diinginkan warga, seperti perhatian pada rakyat sekitar 32,5 persen, jujur bersih dari korupsi 31 persen, memperjuangkan kepentingan rakyat 12,6 persen, dan sederhana 5,2 persen.

"Dedi Mulyadi unggul pada personal perhatian pada rakyat dan sederhana, sedangkan RK lebih kepada jujur amanah dan berintelektual. Keduanya ini kader terbaik Golkar, tapi justru belum mampu meningkatkan elektoral untuk Golkar, bahkan Golkar elektoralnya menurun, sehingga Golkar perlu menyusun strategi efektif untuk memaksimalkan keberadaan dua kadernya agar bisa meraih suara signifikan di Pileg 2024," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Imlie ANTV Kamis, 20 April 2023: Malini Dianggap Main-Main dengan Perceraian, Kunal Berhenti Membantu

Muradi menambahkan, melihat dari hasil survei yang dilakukan IPRC baik November 2022 dan April 2023 tidaklah jauh berbeda. Padahal, dalam enam bulan terakhir ini banyak peristiwa tetapi tidak membangun stimulan.

"Selama ini juga banyak acara yang dilakukan Iwan Bule tapi belum muncul termasuk di November 2022 dan April 2023. Kemudian, Saan Mustopa kan selama ini terasosiasi kepada Anies Baswedan. Sejak Anies deklarasi pada Oktober 2022 sampai sekarang asosiasi Saan, NasDem, dan Anies belumlah membuat nama Saan naik," katanya.

Sehingga, Muradi pun menilai hal ini cukup serius apalagi melihat anggaran untuk baliho, reklame, dan lainnya pasti besar. Hal unik lainnya, kata Muradi, Gerindra yang sudah mendekati suara 25 persen, tetapi tak mempunyai calon untuk di pilgub Jabar 2024. 

Baca Juga: Jadwal Waktu Puncak Gerhana Matahari Hibrida 2023, Jawa Barat Akan Alami Fase Puncak di Waktu Berikut

"Gerindra punya ruang stimulasi calon lain untuk cagub. Posisi partai dan non partai tak cukup bisa memunculkan figur baru, semisal PPP ada Uu yang sejauh ini bekerja kurang sistematis. Lalu, ada Iwan Bule yang sudah ke sana-ke sini turun menyapa warga tapi di survei namanya belum muncul. Dan, uniknya lagi di Jabar itu kondisinya tak sama dengan nasional. Misalnya, di nasional PDIP dan Ganjar unggul, tapi di Jabar Gerindra unggul dan untuk pilgubnya dari Golkar (Emil)," pungkasnya. ***

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah