Donny yang juga sebagai editor kepala dari Buku Merah Putih di Atap Dunia ini menuturkan sebagian besar naskah dari buku ini sudah selesai pada 2014, namun terus disempurnakan hingga akhirnya ditempat yang sama pada 2010 lalu digunakan untuk melepas ekspedisi 7 Summits ke puncak pertamanya, buku ini diluncurkan.
Baca Juga: Promotor Tegaskan Tak Ada Jalur Dalam, Inilah Harga Tiket Konser Coldplay Hingga Cara Membelinya!
Buku Merah Putih di Atap Dunia ini, ungkapnya, diterbitkan tak hanya sebagai catatan perjalanan yang bisa menjadi pengetahuan, namun juga saksi dari sebuah kebersamaan. Bahwa ketika “kita” bukannya “kami” yang menjadi subjek, maka banyak hal yang tadinya dianggap tak mungkin bisa mewujud.
"Seven Summits adalah sirkuit pendakian gunung dunia yang menjadi ajang pembuktian keberhasilan seorang pendaki gunung. Sejak dicetuskan tahun 1985, ratusan orang dari berbagai belahan dunia telah berhasil melakukannya," katanya.
"Kita memang bukan yang pertama, namun kita juga mampu melakukan apa yang bangsa lain mampu lakukan. Kita tak hanya menjadi penonton dan menilai," imbuhnya.
Baca Juga: Inara Rusli Resmi Laporkan Virgoun dan Tenri Annisa Atas Kasus Perzinahan ke Polda Metro Jaya
Donny menambahkan Indonesia memiliki satu dari tujuh puncak dunia tersebut, Merah Putih tak boleh hanya berkibar di kandangnya sendiri, dia sama hebatnya dengan bendera bangsa lainnya.