Sementara itu, terkait kemandirian intelektual menurut Guru Gembul tidak ada seorang manusia pun yang bisa mandiri secara intelektual. Karena, informasi yang muncul dari berfikir ada dalam dua wujud yakni kepercayaan dan pengetahuan
"Kalau kita mandiri intelektual biasanya mendirita. Kita ini bersama. Jadi tidak ada yang bisa mandiri secara elektual, karena mereka bisa ditinggalkan oleh komunitasnya," jelasnya.
Dikatakan, untuk mandiri sacara intelektual atau kemandirian berfikir tidak akan ada yang mau melakukan atau mengakuinya. Makanya munculnya fanatisme, ada kelompok A, B, dan seterusnya.
Sedangkan Rocky Gerung menambahkan intelektual adalah mengolah pikiran dengan rasa etis yang maksimal. Intelektual itu dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan etis.
"Oleh karena ini di tempat ini, harus ada proses intelektual sesuai dengan harapan para pendidik bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan harapan ada peningkatan intelektual. Namun politik menghalangi perdebatan intelektual" tegasnya.
Baca Juga: Polsek Jagakarsa Berbagi Kebahagiaan Pada Jumat Barokah di Yayasan Anak Yatim, Cipedak Jaksel
"Ini dibuktikan bahwa banyak kampus yang tidak membolehkan mengundang saya. Padahal yang ingin mempromokasi untuk meningkatkan intelektual," sambungnya.
Padahal, katanya kampus rentan disusupai dengan paham radikalisme. Hal ini harus dipromosikan dengan kritisisme. "Namun, saya mau mempromosikan itu malah dihalang-halangin", pungkasnya. ***