Keren! Ini 10 Bagunan Bersejarah di Bandung Barat, No 7 Sudah Jadi Cagar Budaya Nasional

- 21 September 2020, 17:35 WIB
*/FACEBOOK PT KERTAS PADALARANG
*/FACEBOOK PT KERTAS PADALARANG /

BERITA KBB - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat mencatat ada 117 situs bersejarah yang tersebar di 16 kecamatan. Dari 117 situs tersebut, 10 di antaranya sudah dipasangi plang cagar budaya dan salah satunya sudah menjadi cagar budaya nasional.

Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan pada Disparbud KBB Asep Diki Hidayat mengungkapkan, pihaknya baru saja selesai melakukan pendataan ulang. Hasil pendataan tersebut akan dilanjutkan dengan menginventarisasi kondisi di lapangan yang akan dilakukan Tim Ahli Cagar Budaya.

"Kalau Disparbud hanya mendata saja. Nantinya akan diinventarisasi lagi kondisinya oleh Tim Ahli Cagar Budaya. Selanjutnya, bakal direkomendasikan ke Kemendikbud untuk diregistrasi dan diklasifikasi setiap bangunannya," katanya belum lama ini.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 7 Fakta Unik Kabupaten Bandung Barat

Dia menuturkan,  117 situs bersejarah di KBB  usianya sudah di atas 50 tahun bahkan sudah sampai 100 tahun lebih. Namun keaslian bangunannya tetap terjaga, sehingga layak menjadi cagar budaya ketika diajukan ke pemerintah pusat nanti. "Misalnya, ada Terowongan Sasaksaat yang sudah 100 tahun dan kondisinya tetap kokoh," katanya.

Dari total 117 situs bersejarah, lanjut dia, pihaknya  sudah memasang plang cagar budaya terhadap 10 bangunan. "Nanti setelah diinventarisasi, bisa kami perbaiki dari segi penambahan plang dan fasilitasnya. Sebab, sebagian memang sudah dikenal publik," katanya.

Berikut ini 10 daftar bangunan bersejarah di Bandung Barat yang dipersiapkan menjadi cagar budaya nasional.

Baca Juga: Wow! 5 Ikon di Bandung Barat Ini Ternyata Sudah Mendunia

1. PN Kertas Padalarang

Perusahaan di bawah Perum Peruri ini menjadi satu-satunya perusahaan anak BUMN yang memasok kebutuhan kertas sekuritas. Dalam setahun, pabrik ini memproduksi 3.900 ton kertas untuk kebutuhan di sejumlah instansi.

Produksi kertas berpengaman tersebut dihasilkan dari tiga mesin utama. Dua di antaranya merupakan produk Jerman peninggalan Belanda sejak tahun 1921 dan 1931. Sementara satu mesin lainnya merupakan produk Jepang tahun 1974.

2. Rumah Dinas PT Kertas Padalarang

Beberapa bangunan rumah dinas ini masih satu areal dengan PT Kertas Padalarang. Bangunan-bangunan tersebut sempat digunakan para pimpinan perusahaan tersebut di zaman dahulu. Saat ini pun, bangunan-bangunan tersebut masih terpelihara.

 Baca Juga: Dampak PSBB Jakarta, Objek Wisata di Lembang Mulai Sepi Pengunjung

3. Stasiun Kereta Api Sasaksaat

Stasiun kelas III/kecil yang terletak di Sumurbandung, Cipatat, Bandung Barat ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Angka ketinggian stasiun pada bangunan utama stasiun adalah +595 m, sedangkan pada papan yang dipasang di ujung peron stasiun memiliki ketinggian +540,62 m (ketinggian yang sesungguhnya). Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.

 4. Terowongan Kereta Api Sasaksaat

Ke arah barat stasiun Kereta Api Sasaksaat, terdapat Terowongan Sasaksaat sepanjang 950 m menuju Jakarta, sedangkan ke arah timur terdapat Jembatan Cikubang sepanjang 300 m menuju Bandung.

Bangunan utama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen kini ditetapkan sebagai aset cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.

 Baca Juga: Kasus Rabies Masih Terus Terjadi di Bandung Barat

5. Benteng Belanda Cikahuripan

Benteng peninggalan Belanda ini terletak di wilayah Kecamatan Lembang. Dibutuhkan kira-kira satu jam dari Pasir Ipis, Lembang untuk menempuh -perjalanan ke benteng. Pengunjung harus rela berjalan kaki karena perjalanan tak dapat ditempuh melalui motor dan mobil.

Sayangnya bangunan benteng yang memiliki tinggi 10 meter dan luas 10.000 M2 itu kini hanya tersisa reruntuhan yang ditumbuhi rumput liar dan lumut. Dikelilingi pohon pinus yang tinggi yang membayangi reruntuhan, reruntuhan benteng tersebut memberikan kesan antik dan misterius.

 6. Industri Hilir The Panglejar PTPN VIII

PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2 perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2 perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3 perkebunan).

Produksi teh yang dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli.

Baca Juga: Cegah Covid-19, Satpol PP Bandung Barat Gencar Operasi di Pusat Keramaian

7. Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha adalah tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia dan disebut-sebut sebagai observatorium terbesar di Asia Tenggara. Letaknya berada di Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, sekitar 15 km di utara Kota Bandung.

Nama Bosscha diambil dari pria berkebangsaan Belanda, yakni Karel Albert Rudolf Bosscha, juragan teh di Perkebunan Malabar yang mencintai astronomi. Observatorium Bosscha kini sudah menjadi cagar budaya nasional.

 8. Stasion Cikadongdong

Stasiun Cikadongdong merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Puteran, Cikalong Wetan, Bandung Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +408 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Nama stasiun ini berasal dari kampung (dusun) tempat stasiun ini berada. Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api. Lintas jalur menuju ke Stasiun Padalarang masih berupa jalur tunggal, sedangkan yang menuju ke Stasiun Plered sudah berupa jalur ganda. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling utara di Kabupaten Bandung Barat.

Ke arah utara stasiun ini terdapat jembatan terdalam di Asia Tenggara, yaitu Jembatan Cisomang.

 Baca Juga: Tes CPNS di Bandung Barat, 5 Peserta Ikuti di Ruang Isolasi

9. Stasion Kereta Api Tagog Apu

Stasiun Tagogapu (TAU) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Desa Tagogapu dan berbatasan dengan Desa Cempakamekar, Padalarang, Bandung Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +595 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Ke arah timur, jalur kereta api menyusuri batuan bukit kapur gamping yang terjal. Dulu stasiun ini pernah melayani kereta angkutan kapur, tetapi saat ini kereta itu sudah tidak beroperasi lagi. Stasiun ini mempunyai 3 jalur kereta api, tetapi tinggal 2 yang masih terpakai. Sedangkan jalur 3 sudah dicabut.

Saat ini stasiun ini sudah menggunakan persinyalan elektrik produksi PT Len Industri. Namun saat ini jalur 1 atau sepur beloknya sedang terputus dari jalur utama atau sepur lurus yang merupakan jalur 2 stasiun ini.

 Baca Juga: Kalah dari Liverpool!! Posisi Chelsea Anjlok di Liga Inggris

10. Stasiun Cilame

Stasiun ini  adalah stasiun kereta api kelas III/kecil di Cempakamekar, Padalarang, Bandung Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +633 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus ditambah satu jalur buntu di sisi timur stasiun. Ke arah timur stasiun ini terdapat Jembatan Cibisoro yang panjangnya 275 m.

 

Editor: Cecep Wijaya Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x