Tradisi Unik Warga KBB, Makam Keluarga di Halaman Rumah, Engkon: Tak Mau Mereka Telantar

- 23 November 2020, 07:26 WIB
ILUSTRASI lahan kuburan.*
ILUSTRASI lahan kuburan.* /DOK. ZONAPRIANGAN.COM/

 

BERITA KBB – Hidup berdampingan dengan kuburan anggota keluarga sudah menjadi tradisi warga Kampung Cikupa, Cijamil, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat sejak lama.

Setiap ada anggota keluarga yang meninggal, akan dimakamkan di halaman rumah. Hal itu juga merupakan pesan dari setiap anggota keluarga.

Meski demikian, mereka tidak merasa tak nyaman apalagi takut. Sebab, hal itu sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun.

Baca Juga: Duh! Ruang Isolasi Pasien Covid di RSUD Cililin Overload, Hernawan: Pasien Dipindahkan ke RS Lain

Baca Juga: V dan Jimin BTS Jalan Bareng di Bandara, ARMY Bingung Pilih yang Mana

Ketua RW 15 Kampung Cikupa, Engkon Ukron menjelaskan jika tradisi tersebut telah berlangsung selama lima generasi sebelumnya dan terus bertahan hingga saat ini.

"Memang sudah jadi kebiasaan turun temurun memakamkan keluarga yang sudah meninggal di lahan pribadi, termasuk untuk saya dan keluarga sejak zamannya kakeknya kakek saya," katanya, Minggu, 25 November 2020.

Di halaman rumah terutama di bagian belakang, bisa dengan mudah ditemukan makam yang ditandai dengan nisan dengan pinggiran semen atau batu ditata sedemikian rupa.

Baca Juga: Peringkat Reputasi Merek Idola Individu November Diumumkan, Jimin BTS Masih di Puncak

Baca Juga: BLACKPINK Cetak Rekor! 'DDU-DU DDU-DU' Jadi MV Grup K-Pop Pertama yang Capai 1,4 Miliar Tayangan

Namun kebanyakan tak ditulis makam milik siapa dan meninggal tahun berapa seperti makam pada umumnya.

Menurut Engkon, tradisi menguburkan anggota keluarga yang telah tiada di halaman rumah, berkaitan dengan perawatan dan perasaan ingin selalu dekat dengan mereka yang sudah meninggal.

"Alasannya itu karena tidak terurus makamnya kalau di TPU. Nah kita dari keluarga yang masih hidup, engga mau keluarga kita seperti terlantar meskipun sudah meninggal. Dan yang meninggal pun, pasti berpesan ingin dimakamkan di tanah milik mereka," terangnya.

Baca Juga: Suga BTS Membalas Dendamnya dengan Melakukan Prank Terbesar pada 20.000 ARMY

Baca Juga: Jadwal TransTV Senin, 23 November 2020, Bioskop TransTV Hunger Games Mockingjay Part 2 Malam Ini

Engkon menyebut di lingkungannya itu ada TPU, namun kebanyakan warga tetap menjalankan tradisi yang sudah mengakar sejak ratusan tahun lalu itu.

Namun ada sebagian jasad yang sudah dipindahkan ke TPU karena tanahnya sudah dibeli oleh Pemerintah KBB.

 Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari Ini, Senin 23 November 2020, Pop Academy Top 15 Group 4 Tampil Malam Ini

Baca Juga: Jadwal SCTV Senin, 23 November 2020, Dia Bukan Manusia Tayang Perdana Malam Ini

"Kalau TPU ada, itu untuk satu dusun. Tapi ya memang warga lebih memilih menjalankan tradisi. Tapi banyak juga sebetulnya yang sudah dipindahkan karena tanahnya dibeli pemda, sekarang kan lagi membangun gedung DPRD KBB. Tapi ya gitu, akhirnya tidak terawat makamnya kalau di TPU," sebutnya.

Engkon mengaku tidak tahu sampai kapan tradisi itu bisa bertahan di tengah gempuran pembangunan oleh pemda KBB yang terus menggerus lahan-lahan pribadi milik warga, termasuk miliknya.***

Editor: Cecep Wijaya Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah