Indonesia Siapkan Sistem Penempatan Satu Kanal Pekerja Migran ke Arab Saudi

- 27 Januari 2021, 21:50 WIB
Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur dan Departemen Imigrasi Malaysia (JIM), Kamis (24/12/2020), mulai melakukan pendampingan untuk pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam program rekalibrasi.
Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur dan Departemen Imigrasi Malaysia (JIM), Kamis (24/12/2020), mulai melakukan pendampingan untuk pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam program rekalibrasi. /ANTARA Foto/Agus Setiawan/

“Saya juga memastikan mereka ketika di dalam negeri, di Indonesia, ini clear. Dia tidak terpapar COVID-19. Di samping itu dia juga dalam kondisi yang sehat. Demikian juga nanti setelah berangkat ke negara penempatan ini protokol kesehatan juga pasti dilakukan,” tambahnya.

Baca Juga: Demi Melancarkan Aksi Penipuan Proyek Fiktif, Pasangan Suami Istri Ini Mengaku Sebagai Menantu Petinggi Polri

“Pemerintah akan memastikan semua calon PMI yang akan diberangkatkan benar-benar telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan, antara lain mereka memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pemberi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi,” kata Suhartono.

Melalui skema SPSK, sistem perjanjian/kontrak bagi pekerja migran bukan lagi dengan user (pengguna/majikan), melainkan dengan pihak ketiga berbadan hukum yang disebut syarikah (perusahaan)

Ketua Umum APJATI, Ayub Basalamah, mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah dalam penempatan pekerja migran ke Arab Saudi dengan skema SPSK. Pihaknya terus melakukan berbagai persiapan dalam melaksanakan skema SPSK.

Baca Juga: Ukir Sejarah, Saima Mohsin, Wanita Muslim Pertama yang Menjadi Jaksa Federal di Amerika Serikat

“Saat ini ada P3MI yang telah memiliki Job Order (JO) dan siap memberangkatkan PMI ke Arab Saudi melalui SPSK. Nantinya, para PMI yang diberangkatkan akan bekerja sebagai housekeeper. Ditargetkan akhir Februari kita mencoba memberangkatkan kurang lebih 280 PMI,” kata Ayub.

Dalam implementasi SPSK tahap pertama ini, kata Ayub, P3MI akan memprioritaskan eks PMI. Baik eks PMI yang pernah bekerja di Timur Tengah, maupun di Negara-negara Asia Pasifik.

Sedangkan untuk PMI baru, salah satu syarat mutlak bagi Calon PMI yang bekerja ke luar negeri melalui SPSK adalah memiliki kompetensi dan kemampuan bahasa.

Baca Juga: Istri Nekat Serang Suami dengan Pisau usai Lihat Foto Bersama Wanita Muda yang Ternyata Dirinya Sendiri  

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah