Harga HP Diperkirakan Bakal Melonjak Jika Produsen Semikonduktor Disuruh Bangun Pabrik di Amerika, Kok Bisa?

11 Maret 2023, 17:06 WIB
Berikut alasan mengapa harga smartphone diprediksi lebih mahal jika komponen semikonduktornya dibuat di Amerika Serikat. /Tangkapan layar iBox Indonesia

Berita KBB - Pemerintah Amerika Serikat dalam masa kepemimpinan Joe Biden diketahui telah mendorong perusahaan pembuat komponen semikonduktor untuk smartphone, untuk mendirikan pabriknya di dalam negeri Paman Sam.

Namun, jika komponen chip semikonduktor diproduksi di Amerika Serikat, maka artinya harga jual ponsel akan jadi melonjak dan mempengaruhi pasar smartphone secara keseluruhan.

Dilansir Gizmochina pada Sabtu 11 Maret 2023, kenaikan harga smartphone yang ditimbulkan ini dikarenakan upah karyawan di Amerika Serikat jauh lebih mahal ketimbang di negara-negara Asia. 

Baca Juga: Sinopsis Nakusha ANTV Minggu, 12 Maret 2023: Kabar Buruk! Suami May Meninggal, Digu Tak Sadar

Perusahaan pembuat komponen chip semikonduktor terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company atau TSMC juga menyebutkan, bahwa mendirikan pabrik di Amerika Serikat akan membutuhkan biaya yang lebih besar daripada di Taiwan.

Diketahui, program pemerintah Amerika Serikat untuk mendomestikasi industri komponen chip semikonduktor ini merupakan penerapan dari Undang-Undang Chip Amerika Serikat. 

Undang-Undang ini akan memberikan insentif bagi produsen chip untuk mendirikan fasilitas produksi di dalam wilayah Amerika Serikat. Insentif yang diberikan adalah sebesar 54 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 837 triliun.

Baca Juga: Terbongkar Profesi Ernie Meike Torondek, Ibu Mario Dandy yang Bergaya Hidup Sosialita, Simak Profilnya!

Meski demikian, insentif sebesar itu dinilai tidak bisa membuat harga chip lebih murah. Selain itu, hal ini juga akan semakin memperkeruh persaingan geopolitik dan teknologi antara Amerika Serikat dengan Cina.

Persaingan geopolitik dan teknologi yang semakin memanas antara keduanya dapat mempengaruhi sejumlah merk seperti Google, Samsung, Apple dan jenama-jenama lainnya yang menguasai pasar.

Sebagai contoh, sebuah iPhone 14 Plus saat ini dihargai senilai 527 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 8,1 juta. Dari harga tersebut, 54 persennya sudah merupakan harga untuk komponen chip semikonduktornya sendiri.

Baca Juga: Sinopsis Nakusha ANTV Minggu, 12 Maret 2023: Setelah Lamarannya Ditolak, Digu Enggan Bicara dengan Nakusha

Dari harga chip yang senilai 242 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 3,75 juta itu, sejumlah 81 dolar atau Rp 1,3 juta merupakan biaya untuk membuat prosesornya. Chipset untuk iPhone 14 Plus ini dibuat oleh Cupertino yang juga menggandeng TSMC.

Sementara itu untuk merk Samsung, harga Galaxy S22 yang dibanderol sekitar 618 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 9,58 juta, biaya pembuatan modem 5G dan prosesor inti aplikasinya saja sudah mencapai 193 dolar atau sekitar hampir Rp 3 juta.

Jika Amerika Serikat betul-betul menerapkan kebijakan terkait produksi chip tersebut, para produsen khawatir biaya pembuatan chip akan meningkat hingga 40 persen dari semula.***

 

 
Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler