Meski begitu, ia mengingatkan bahwa pihak Meta harus melakukan banyak pekerjaan dasar, sebelum dapat membagikan pengalaman futuristik dengan pengguna.
Diketahui, peralatan AI yang bersifat generatif sebenarnya sudah sedikit lama hadir di dunia teknologi. Alat AI tersebut mulai booming ketika bot ChatGPT besutan OpenAI hadir. Di lain pihak, Microsoft juga mengintegrasikan AI dalam mesin pencarian Bing dan browser Edge.
Baca Juga: 200 Warga di Lembang, Jawa Barat Terverifikasi Keracunan Massal Usai Hadiri Acara Pernikahan
Google pun tidak mau ketinggalan, pada awal bulan Februari, mereka menyebut tengah bereksperimen dengan dengan produk saingan yang bernama Bard.
Mesin pencarian lain seperti You.com dan Neeva juga telah mengumumkan integrasi produk chat yang diberdayakan AI. Selain itu, rival Facebook, Snapchat juga meluncurkan chatbot yang dilatih khusus bagi pelanggan berbayarnya bulan ini.
Langkah Meta menjajal AI sebenarnya tidak mengejutkan. Pasalnya, pertaruhan Zuckerberg pada Metaverse belum berhasil balik modal sepenuhnya, dan perusahaan itu harus mencari cara baru untuk meraup laba.
Diberitakan sebelumnya, Meta meluncurkan program langganan Meta Verified. Meski demikian, paket langganan masih belum menunjukkan tanda-tanda sukses meraup keuntungan yang besar, seperti halnya paket langganan media-media sosial lainnya.***