Network
BERITA KBB - Sejak masyarakat dihebohkan dengan munculnya gagal ginjal akut pada anak, Kemenkes telah mengungkapkan keterkaitan COVID-19 dengan penyakit misterius tersebut.
Hal itu diberitahukan untuk memberi pemahaman yang valid terhadap masyarakat antara hubungan gagal ginjal akut dan COVID-19.
Diketahui penyakit gagal ginjal akut yang terjadi pada anak tidak ada hubungan atau kaitannya dengan vaksinasi ataupun dari infeksi COVID-19.
Baca Juga: Jadwal Bola Hari Ini Tanggal 21,22,23 Oktober 2022, Ada Ajaccio vs PSG Dan Chelsea vs Manchester United
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M Syahril memberitahukan bahwa hingga saat ini COVID-19 tidak ada hubungannya sama sekali dengan penyakit misterius tersebut.
"Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid 19 maupun infeksi COVID-19," kata dr. M Syahril, dikutip pada laman resmi Kemenkes.
dr. Syahril juga menambahkan sampai saat ini juga pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan di laboratorium terkait penyebab pasti gagal ginjal akut pada anak.
Upaya penyelesaian kasus gagal ginjal akut terus dilakukan oleh pihak Kemenkes dengan menggandeng para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.
Baca Juga: Jadwal Program Trans Tv Jumat 21 Oktober 2022 Tayang film The Space Between Us
Kasus gagal ginjal akut pada anak utamanya terjadi di usia 5 tahun kebawah, lantaran mayoritas anak di usia tersebut kebanyakan mengonsumsi obat jenis sirup atau cair.
Kemenkes telah menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada, terutama dalam menggunakan obat harus benar sesuai dengan resep dokter.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa masyarakat lakukan untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh :
Baca Juga: Profil M Khairi Calon Suami Kiky Saputri, Proses Lamaran Berlangsung Dalam Waktu Dekat!
1. Gunakan obat sesuai aturan pakai.
2. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan.
3. Baca peringatan dalam kemasan obat.
4. Pastikan obat tidak kadaluarsa.
5. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama.
6. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi.
7. Laporkan efek samping obat yang anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile.
8. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin.***
