Jahat, Saat Muslim Dunia Tingkatkan Ibadah Hari Jumat, Warga Uighur Justru Dipaksa Makan Daging Babi

30 Desember 2020, 20:56 WIB
Daging kerbau beku yang diimpor dari India mulai dipasarkan di Sumatera Utara. /twitter/


BERITA KBB- Muslim Uighur di China tak berhenti terus mendapatkan pelecehan agama. Bahkan, kali ini muncul dugaan kuat bahwa Muslim Uighur di China justru dipaksa untuk melanggar aturan sebagai seorang muslim.

Kejadian itu lalu semakin hangat diperbincangkan setelah banyak tokoh penting dan bintang papan atas membahas mengenai hal ini di media sosial.

Protes soal dugaan penindasan Muslim Uighur juga makin ramai di media sosial Twitter. Tagar #SaveUyghurSOS juga sempat menjadi trending topik.

Baca Juga: Hati-Hati, Jelang Tahun Baru, Kapolri Imbau Masyarakat Waspadai Munculnya Ancaman dan Provokasi

Baca Juga: Pejabat Eselon 3 dan 4 Kemnaker Resmi Jadi Fungsional

Sebelumnya isu mengenai Muslim Uighur ramai diperbincangkan akibat salah satu postingan pengguna aplikasi Tik Tok yang merupakan seorang remaja asal Amerika Serikat, ditangguhkan akibat membahas mengenai Muslim Uighur dalam postingannya.

Kasus ini pun viral di media sosial. Namun tak berapa lama setelahnya pihak Tik Tok memulihkan kembali postingan tersebut dan meminta maaf, menyebut kendala teknis sebagai penyebab hilangnya postingan itu.

Terbaru, Muslim Uighur di China diduga dipaksa makan daging babi oleh pemerintah setempat setiap Jumat. Hal itu diungkap oleh seorang wanita yang pernah tinggal di sana.

Baca Juga: Sejumlah Ruas Jalan Kota Bandung Akan Disekat pada Malam Tahun Baru, Ini Daftarnya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 31 Desember, Waduh,, Elsa dan Al Kompak Larang Om Baik Nino Temui Reyna

Mereka dilarang untuk melakukan ibadah, menggunakan atribut keagamaan di depan umum, dan memelihara jenggot. Parahnya lagi, mereka dipaksa makan daging babi setiap hari Jumat.

Hal tersebut diungkap oleh seorang wanita bernama Sayragul Sautbay lewat sebuah buku yang baru diterbitkan. Sayragul Sautbay merupakan mantan tahanan di kamp konsentrasi di Xinjiang, China.

Kini ia bekerja sebagai dokter di Swedia. Sudah lebih dari dua tahun sejak ia dibebaskan dari kamp tersebut. Namun, Sautbay masih trauma dengan penghinaan dan kekerasan yang dialaminya selama di tahanan.

Baca Juga: Walikota Bandung Ajak Rayakan Tahun Baru 2021 dengan Muhasabah

Baca Juga: Ketua PGRI Kota Bandung Rekomendasikan PJJ Diperpanjang Demi Keselamatan Siswa.

Dalam bukunya tersebut ia menceritakan kesaksiannya tentang apa yang terjadi di kamp tersebut. Mulai dari pemukulan, kekerasan seksual hingga pemaksaan sterilisasi.

"Setiap Jumat kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari yang suci bagi umat Islam," ujar Sautbay seperti yang dikutip dari Al Jazeera 4 Desember 2020, seperti artikel Bagikan Berita berjudul Innalillahi, Setiap Hari Jumat Warga Uighur Dipaksa Makan Daging Babi

Lebih lanjut, ibu dua anak tersebut juga menceritakan bahwa jika kaum Muslim Uighur menolak, maka mereka akan mendapat hukuman yang berat. Aturan itu dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan bersalah pada tahanan Muslim.

Baca Juga: Kolam Retensi Gedebage Diresmikan oleh Walikota Bandung. Akankah Gedebage Bebas Genangan?

Baca Juga: VIDEO Amanda Manopo Nyanyikan OST Ikatan Cinta Tanpa Batas Waktu, Wow, Sudah Tembus 1 Juta Views

Kekejaman lainnya, eksperimen medis yang dilakukan secara kejam kepada para tahanan. Menurut Sauytbay, mereka dipaksa minum pil dan diberi suntikan, tetapi tidak diberi tahu obat atau suntikan apa yang diberikan.

"Sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata. Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda. Di sekitarku menjadi gelap. Sangat sulit untuk menerimanya," ujar Sautbay.

Kesaksian dari Sautbay ini memberikan gambaran bagaimana China berusaha untuk memperlakukan Xinjiang dengan membidik kepercayaan budaya dan agama dari sebagian besar etnis minoritas Muslim.

Kamp konsentrasi di Xinjiang, China sendiri sudah digunakan sejak tahun 2017. Itu dibangun dengan tujuan untuk melawan ekstrimisme.

Baca Juga: Merinding,, Selain Trending, Amanda Manopo Nyanyikan Lagu Tanpa Batas Waktu dengan Penuh Penghayatan

Baca Juga: Ungkapan Hati RM BTS, Dilema Menjadi diri sendiri atau tidak

Sebagaimana sejarah era perang dunia II, Kamp Konsentrasi merupakan pusat kekejaman yang sengaja dibuat untuk membantai dan melakukan banyak kebejatan moral.

Meskipun sulit dibuktikan, namun masyarakat dunia banyak memperoleh data kekejaman Kamp Konsentrasi dari kesaksian-kesaksian mantan tahanan seperti Sautbay. Diberitakan, jutaan muslim masih ditahan di berbagai Kamp Konsentrasi di China. *** (Ali Bakti/Bagikan Berita)

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Bagikan Berita PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler