Hong Kong Kota Mewah tapi Penduduknya Tinggal di Kandang? Simak Penjelasannya

26 Maret 2023, 07:42 WIB
Hong Kong Kota Mewah tapi Penduduknya Tinggal di Kandang? Simak Penjelasannya /

 

BERITA KBB – Di balik gemerlap kota Hong Kong dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, ternyata banyak penduduk Hong Kong yang tinggal di 'kandang'!

Tempat tinggal menyerupai kandang ini memiliki panjang 6 kaki dengan lebar 2,5 kaki. Tidak lebih luas dari satu petak lahan parkir mobil, dengan dapur dan toilet yang digunakan bersamaan dengan penghuni lain.

Awalnya, rumah kandang dibangun untuk pria lajang yang datang dari daratan China pada tahun 1950-an. Namun angka kemiskinan yang terus meningkat serta mahalnya harga perumahan membuat permintaan untuk rumah kandang terus tumbuh.

Baca Juga: Inflasi Inggris Tembus 10 Persen. Tertinggi dalam 45 Tahun Terakhir

Berdasarkan data dari Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, lebih dari 200.000 penduduk miskin di Hong Kong tinggal dalam 88.000 rumah kandang. Hal ini berarti terdapat beberapa unit yang ditinggali lebih dari satu orang.

Penyebab hadirnya rumah kandang ini dikarenakan harga rumah di Hong Kong yang sangat mahal. Melansir dari data tahun 2018, harga rumah di Hong Kong bisa mencapai 19,7 kali lipat lebih tinggi dari rata-rata pendapatan penduduknya.

Ini berarti jika sebuah rumah tangga berpenghasilan $50.000, mereka harus membeli rumah dengan harga sekitar $980.000. Bahkan, Hong Kong dinobatkan sebagai kota dengan biaya hidup termahal dan harga kepemilikan properti tertinggi di dunia.

Baca Juga: Jimin BTS Perform Lagu Like Crazy di The Tonight Show Jimmy Fallon, ARMY: Congratulation!

Hal ini berbanding terbalik dengan kemewahan yang ditawarkan oleh Hong Kong, yang merupakan kota pariwisata dan pusat bisnis dunia.

Rumah di Hong Kong dikelola langsung oleh Pemerintah. Apabila masyarakat ingin memiliki tanah di kota ini, mereka harus memenangkan pelelangan tanah.

Ini menyebabkan harga tanah di Hong Kong sangat tinggi, dan tentu saja menyebabkan harga properti juga ikut melambung tinggi. Selain itu, rata-rata waktu untuk daftar tunggu perumahan pemerintah sekitar 5-7 tahun.

Akibatnya banyak yang mundur dan memilih tinggal di kandang untuk jangka panjang. Padahal sebanyak 75,6% tanah di Hong Kong masih menjadi lahan kosong yang belum dibangun, dan hanya sebanyak 3,7% yang dijadikan perumahan.

Kebijakan pelelangan tanah ini dibuat karena pemerintah Hong Kong memberikan pajak yang sangat rendah dan berhasil membuat kota ini menjadi pusat bisnis dunia.

Namun, karena pajak yang rendah itu, pemerintah mendapat sebagian besar pendapatannya dari harga tanah dan mengorbankan masyarakat dengan pendapatan rendah.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler