Mengkhawatirkan! Pria Palestina Ini Mogok Makan Lebih dari 100 Hari Sejak Jadi Tahanan Israel

8 November 2020, 08:16 WIB
Ilustrasi petisi untuk mengajak masyarakat Palestina menyelamatkan Maher al-Akhras, seorang warga Palestina yang melakukan aksi mogok makan semenjak ditahan oleh pihak Israel. /Samidoun/


BERITA KBB – Seorang pria Palestina nekat mogok makan selama 103 sejak ia menjadi tahanan Israel. Berat badan pria yang diketahui bernama Maher al-Akhras ini pun turun 43 kg.

Akibat aksi mogok makannya yang ekstrem tersebut, Maher dirawat selama 10 hari di rumah sakit Kaplan, Israel tengah, tempat dia berada sejak 6 September 2020.

Setelah itu, dia akan dipindahkan ke rumah sakit Arab di Yerusalem timur selama 10 hari lagi, kemudian dibebaskan dari sana.

Baca Juga: Sinopsis Lava & Kusha Minggu 8 Novmber 2020, Rama Melihat Vishwamitra, Vishwamitra berkata hati-hati

"Dia telah mengakhiri pemogokannya dan sekarang dia menjalani pemeriksaan medis dan sudah mulai makan. Sebelumnya dia memiliki berat 104kg dan sekarang 61kg," ujar istri Maher.

Namun akibat aksinya itu pula, Maher dibebaskan dari tahanan Israel. Otoritas Israel menyatakan tidak akan memperpanjang masa penahanan untuk Maher.

Baca Juga: Sinopsis Radha Krishna ANTV Minggu 8 November 2020, Radha Mengubah Kemarahan menjadi Damai

Untuk diketahui, Maher al-Akhras, pria berusia 49 tahun, menolak makan sejak dia ditangkap pada Juli dan dikurung di bawah penahanan administratif.

Tindakan itu digunakan Israel untuk menahan warga Palestina yang dicurigai melakukan pelanggaran keamanan. Akan tetapi, pelanggaran yang dimaksud selalu dirahasiakan atau tidak pernah disebutkan.

Baca Juga: Sinopsis Uttaran ANTV, Minggu 8 November 2020, Thakur Minta Damini Tinggalkan Rumah

Mengutip Portal Jember dalam artikel Usai Mogok Makan Selama Lebih dari 100 Hari, Pria Palestina Ini Dibebaskan dari Tahanan Israel, perintah penahanan yang dapat diperbarui tersebut mendapat kecaman keras dari Palestina dan kelompok pembela hak asasi manusia, yang menuduh kebijakan tersebut melanggar hak untuk proses hukum.

Qadoura Fares, Kepala Advokasi Klub Tahanan Palestina, mengatakan pada hari Jumat, 6 November 2020, berdasarkan perjanjian, Israel tidak akan memperpanjang perintah penahanan administratif untuk Maher yang berakhir pada 26 November 2020 mendatang.

Baca Juga: Sinopsis Chandra Nandini, Minggu 8 November 2020, Chandra Menghabisi Chapnak

Badan keamanan Israel, Shin Bet, mengatakan bahwa perintah penahanan Maher sudah dijadwalkan berakhir pada 26 November.

Shin Bet mengatakan, Maher ditangkap berdasarkan informasi bahwa dia aktif dalam kelompok militan Jihad Islam dan terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keselamatan publik.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Episode Terakhir Tamat 9 November? Ana dan Bayu Menikah

Menurut mereka, Maher telah ditangkap lima kali sebelumnya karena terlibat dalam kegiatan militan. Pihak keluarga pun menyangkal keterlibatan Maher dan atas tuduhan tidak berdasar tersebut.

Fares mengungkapkan bahwa Israel dilaporkan telah menahan 4.200 orang Palestina, 300 orang di antaranya berada di bawah penahanan administratif.*** (Mohammad Syahrial/Portal Jember)

Editor: Cecep Wijaya Sari

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler