Tak Hanya Tes Usap Lewat Hidup dan Tenggorokan, China Mulai Berlakukan Tes Usap Anal, Khsusnya Bagi Wisatawan

- 7 Maret 2021, 19:06 WIB
Penjaga Gawang Bali United Wawan Hendrawan saat menjalani tes usap tadi siang
Penjaga Gawang Bali United Wawan Hendrawan saat menjalani tes usap tadi siang /Tegar Putra Jaya/Denpasar Update

BERITA KBB- Negara China mulai memberlakukan tes usap ketegori baru untuk mengetahui seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Tes tersebut sudah mulai diberlakukan untuk wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa kota di China.

Tes usap Covid-19 itu yakni, China akan meminta para pelancong melakukan tes usap anal untuk Covid-19. Tes yang terbilang ekstrim ini sudah memicu protes dari negara lain.

Beberapa dokter China mengatakan tes dilakukan untuk menangkap pembawa virus corona yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang mengembangkan gejala ringan tetapi pulih dengan cepat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan 8 - 14 Maret 2021: Hari yang Sulit untuk Sagitarius dan Capricorn

Baca Juga: Tiffani Girls Generation Punya Bakat Ajaib Membedakan Merek Air, Berikut Pembuktian dari JTBC

Menurut mereka, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.

"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng dari ANTARA.

Menurut dia, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tinja dan tes usap anal mereka dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas.

Baca Juga: Merasa Tahu Riwayat Harta Lina Jubaedah, Teddy Pardiyana Siap Kupas Tuntas Soal Harta Waris ke Rizky Febian

Baca Juga: Ji Soo akan Ikuti Wamil Tahun Ini, Begini Pernyataan Pihak Agensi

"Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," kata dia.

Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes usap ini. Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik itu di anal maupun hidung.

Pemberlakuan tes pada akhirnya memicu protes. Pejabat di Jepang pada pekan ini seperti dikutip dari Livescience, Minggu, mengeluh karena warga negaranya yang tiba di China dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Streaming Samudra Cinta 7 Maret 2021, Rencana Busuk Novan dan Bella

Baca Juga: Sinopsis dan Link Streaming Buku Harian Seorang Istri 7 Maret 2021, Alya Menyerah Temui Dewa

Keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes.

Di China sendiri, tes juga menimbulkan keluhan. Wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses.

Dia mengatakan, apabila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.

Para ahli kesehatan di luar China juga mempertanyakan praktik tes usap anal. Menurut mereka, ini karena mereka yang positif COVID-19 pada tes anal tetapi tidak pada tes hidung atau tenggorokan kemungkinan tidak akan menulari orang lain, menurut The New York Times.

"Apabila seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu," tutur profesor kesehatan masyarakat di University of Hong Kong, Benjamin Cowling kepada Times.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah