Perang Antara Armenia-Azerbaijan Kian Memanas, Tugas Rusia Sebagai Mediator Kini Semakin Berat!

- 15 September 2022, 23:12 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dimintai pertolongan Perdana Menteri Armenia untuk antisipasi serangan Azerbaijan.
Presiden Rusia Vladimir Putin dimintai pertolongan Perdana Menteri Armenia untuk antisipasi serangan Azerbaijan. /Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS

 

 
BERITA KBB - Armenia telah menuduh Azerbaijan melakukan serangan terlebih dahulu di perbatasan pada hari Rabu 14 September 2022. 
 
Hal ini memicu kembali ketegangan antara kedua negara setelah sejak perang 2020 saat mempersengketakan wilayah Nagorno-Karabakh.
 
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan Azerbaijan kembali menyerang perbatasan Jermuk, Verin Shorzha. 
 
Walaupun begitu, belum diketahui secara pasti apakah ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
 
 
Rusia sendiri telah menjadi mediator dari adanya konflik antara Armenia dan Azerbaijan. 
 
Rusia telah mengumumkan pada hari Selasa 13 September 2022, mereka telah merundingkan gencatan senjata menyusul bentrokan yang menewaskan sedikitnya 100 tentara bagi kedua belah pihak.
 
Namun, tampaknya usaha Rusia tersebut tak akan berhasil dalam waktu dekat. Baik Baku dan Yerevan sama -sama menuduh satu sama lain telah melanggar gencatan senjata yang sebelumnya dirundingkan.
 
 
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia telah melanggar gencatan senjata.
 
Lembaga tersebut mengatakan "melanggar gencatan senjata ... dan menembaki posisi Azerbaijan di dekat Kelbajar dan Lachin dari mortir dan artileri," dilansir The Moscow Times.
 
Sejauh ini, Armenia menjadi negara yang paling gencar dalam menyuarakan pelanggaran yang dilakukan Azerbaijan. 
 
Armenia telah meminta bantuan kepada para pejabat Uni Eropa, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Iran, dan Turki untuk menyatakan keprihatinan atas eskalasi dan menyerukan gencatan senjata.
 
 
Sebenarnya, konflik pada 2020 bukan merupakan yang pertama kali perang untuk merebutkan Nagorno-Karabakh. 
 
Kedua negara itu sempat berperang pada 1990 yang kala itu diyakini menewaskan belasan ribu korban.
 
Pada pertempuran 2020, baik dari kubu Armenia dan Azerbaijan telah kehilangan nyawa lebih dari 6.500 tentara. 
 
Rusia sempat berhasil menjadi mediator setelah kedua negara yang berperang sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
 
Di bawah kesepakatan itu, Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade dan Moskow mengerahkan sekitar 2.000 penjaga perdamaian Rusia untuk mengawasi gencatan senjata. 
 
Namun, belakangan ini terdapat kekhawatiran bahwa perang akan berkecamuk lagi akibat kedua negara yang saling klaim terkait siapa yang menyerang terlebih dahulu.
 
Pertempuran di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan yang terbaru telah menewaskan sekitar 100 tentara. 
 
Armenia mengatakan sedikitnya 49 tentaranya tewas, Azerbaijan mengatakan kehilangan 50.
 
Pertempuran meletus setelah pasukan Azerbaijan melepaskan rentetan artileri dan serangan pesawat tak berawak di wilayah Armenia, menurut Kementerian Pertahanan Armenia. 
 
Penembakan sempat mereda pada siang hari tetapi pasukan Azerbaijan berusaha maju ke wilayah Armenia.
 
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan pihaknya melakukan hal tersebut untuk menanggapi "provokasi skala besar" oleh Armenia pada hari Senin 12 September 2022 malam dan hari Selasa pagi 13 September 2022 waktu setempat.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah