Pernyataan Yusuke juga disebut membangkitkan sentimen publik pada upaya pemerintah Jepang pada tahun 1948, ketika Jepang mengeluarkan undang-undang eugenika di mana para dokter secara paksa mensterilkan ribuan orang yang menderita cacat intelektual, penyakit mental, atau kelainan genetik.
Akibat dari gelombang kecaman yang datang, dia mengakui bahwa perkataan tersebut dimaksudkan sebagai metafora tentang bagaimana generasi yang lebih tua harus dihapuskan dan telah memperhalus bahasanya.
Tetapi, sebuah survei di tahun 2021 menunjukkan bahwa publik Jepang mendukung eutanasia sukarela, bahkan salah satu politisi Partai Demokratik Liberal di negara tersebut menyarankan agar orang-orang tua cepat mati.***