Wantannas Proyeksikan Jabar Daerah Percontohan Penanganan COVID-19

- 19 November 2020, 15:26 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima Dewan Ketahanan Nasional di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 18 Oktober 2020 malam.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima Dewan Ketahanan Nasional di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 18 Oktober 2020 malam. /Humas Jabar/Pipin

BERITA KBB  -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil kedatangan jajaran Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia (RI), di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 18 November 2020 malam.

Kedatangan Watannas yang diketuai Presiden RI ini ingin mengetahui secara langsung bagaimana penanganan COVID-19 di Jabar yang dinilai cukup berhasil.

Emil  mengatakan, secara teori seharusnya Jabar menjadi daerah paling terdampak penularan COVID-19 karena penduduknya terbanyak di Indonesia sehingga sangat rentan terhadap penularan.

Baca Juga: TFG Antisipasi Letusan Merapi, Kepala BNPB: Upaya Pencegahan Harus Lebih Awal

"Secara teori COVID-19 harusnya kami ini paling parah terkena dampak karena jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya maka korban terbesar itu harusnya Jabar," katanya.

Namun Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dari jauh hari sudah menyiapkan strategi dalam melawan COVID-19. Emil mengatakan, ada lima prinsip yang ia terapkan dalam penanganan COVID-19 di Jabar. Prinsip pertama adalah proaktif. Menurutnya, pemerintah daerah harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat tetapi tetap berharmoni.

"Proaktif tapi harmoni tidak berbeda sendiri, contohnya Jabar sudah menerapkan siaga 1 sejak bulan Januari sebelum ada kasus pertama. Proaktif kedua jabar daerah pertama yang punya alat PCR saya beli ke Korea jadi kita sudah ngetes duluan di sini, mengeluarkan istilah AKB (adaptasi kebiasaan baru) dan lainnya," terang Emil.

Baca Juga: Semua Kepala Daerah Termasuk Gubernur Dihimbau Melarang Semua Bentuk Kegiatan dan Kerumunan

Prinsip kedua adalah transparan. Salah satunya membangun aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) untuk keterbukaan informasi.

"Ketiganya ilmiah, di mana setiap keputusan yang kami buat berdasarkan masukan dari para ahli," ujar Kang Emil.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah