Tidur Orang Berpuasa Ibadah? Inilah Hadits Palsu Seputar Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat

- 5 April 2022, 13:11 WIB
Tidur Orang Berpuasa Ibadah? Inilah Hadits Palsu Seputar Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat
Tidur Orang Berpuasa Ibadah? Inilah Hadits Palsu Seputar Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat /Pixabay/mohamed_hassan/

 

BERITA KBB - Puasa Ramadhan menjadi kewajiban bagi semua muslim di dunia. Puasa sebagai spiritual yang murni sebagai hubungan antara hamba dan Tuhan nya.

Puasa merupakan ibadah perkara yang langsung dari Allah Subhanahu wa Taala. Jika ibadah di rukun islam yang lainnya puasa adalah spiritual yang tidak terlihat oleh manusia.

Shalat, Zakat, Haji bisa disaksikan secara jelas. Namun puasa menjadi urusan antara hamba dan Tuhannya.

Baca Juga: Herry Wirawan Divonis Hukuman Mati oleh Hakim Pengadilan Tinggi, Ini Tanggapan Ridwan Kamil

Baca Juga: Ngakak! Tingkah Random Pasangan Thofu Membuat Netizen Tertawa dan Geleng-Geleng Kepala

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar ungkapan bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.

Bahkan ada yang menisbatkan nya kepada hadits nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Setelah diteliti oleh para pakar dan ulama hadits, hadits ini adalah merupakan hadits palsu.

Baca Juga: Profil dan Biodata Indah Kusuma, Pemeran Nini di Serial Kolak Express 3

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa 5 April 2022 dan Imsak 6 April 2022 untuk Surabaya dan Malang

Hal ini pernah disampaikan pada salah satu ceramah Ustadz Adi Hidayat di salah satu stasiun tv nasional.

Ustadz yang juga alumni Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Tripoli, Libya itu mengatakan bahwa masyarakat harus hati hati dalam mengambil suatu hadits.

Apalagi jika sanad ( jalur hadits ) dan matan ( isi hadits ) tersebut bermasalah.

Selain hadits tersebut ada juga hadits yang populer di masyarakat saat Ramadhan namun setelah diteliti merupakan hadits palsu.

Yaitu hadits yang membagi 3 periode ramadhan, 10 hari pertama rahmah, 10 hari kedua adalah maghfirah, dan 10 hari ketiga adalah dibebaskan dari api neraka.

Disebutkan bahwa hadits tersebut memiliki masalah di perawinya diantaranya Muhammad Maslabah bin Solad dan Salam bin Sowar.

Perawinya tak dikenal atau ghairu ma'ruf sehingga pakar hadits menganggap hadits ini palsu.

Hal tersebut juga ditulis di buku Muhammad Nashirudin Al-Alabany di bukunya tentang Kumpulan Hadits hadits Dhaif serta palsu dan pengaruh buruknya untuk masyarakat.

Hadits tersebut juga bertentangan dengan hadits yang lainnya.

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari nomer 37 dan 38. Disebutkan Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan muhasabah maka akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu.

Juga barang siapa yang melaksnakan qiyam di malam Ramadhan dengan keimanan dan muhasabah maka akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu.

Dari hadits tersebut bahwa ampunan, ganjaran yang berlimpah tidak hanya beberapa periode di bulan Ramadhan.

Sedangkan bulan Ramadhan memiliki rahmah, maghfirah sepanjang bulan Ramadhan tersebut.

Itulah 2 hadits palsu yang populer di tengah masyarakat saat Ramadhan. Semoga kita dapat melalui Ramadhan dengan berkah juga istiqomah.

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah