Hepatitis Misterius Belum Tentu Mewabah di Dunia, Masyarakat Tetap Perlu Waspada Tetapi Tidak Panik

4 Mei 2022, 22:13 WIB
Ilustrasi imunisasi hepatitis./antaranews.com /

BERITA KBB - Hepatitis misterius belum tentu mewabah di dunia meski berstatus kejadian luar biasa (KLB).

Hepatitis misterius yang belum diketahui penyebabnya itu dilaporkan otoritas terkait di Amerika Serikat.

Hepatitis misterius tersebut dilaporkan telah menjangkit lebih dari 200 pasien di 20 negara di dunia hingga 3 Mei 2022.

Baca Juga: Kabar Duka, Artis Senior Mieke Wijaya Meninggal Dunia, Berikut Prestasi dan Kisahnya

"Hepatitis akut berat masuk dalam Disease Outbreak News (DONs) WHO 15 April 2022, yang berbagai berita menyebutnya sebagai KLB oleh WHO," kata mantan Direktur Penyakit Menular WHO Prof. Tjandra Yoga Aditama, Rabu 4 Mei 2022.

Hepatitis misterius itu kali pertama dilaporkan pada 15 April 2022 dari Inggris, yang kemudian dimasukkan oleh WHO dalam daftar DONs.

"Perlu kita ketahui bahwa kalau memang ada kasus penyakit apapun di dunia yang tidak seperti biasa, akan dimasukkan dalam DONs," katanya.

Baca Juga: Rekomendasi Drakor Tayang Mei, Fix Para Kpopers Harus Nonton!

Menurut dia, DONs merupakan prosedur rutin di WHO untuk menyajikan informasi ke dunia tentang kejadian kesehatan masyarakat yang penting, atau berpotensi menjadi hal penting.

Sepanjang April 2022, kata dia, ada 10 penyakit DONs WHO, yaitu hepatitis misterius dengan laporan pertama 15 April 2022 di Inggris dan Irlandia serta 23 April 2022 di berbagai negara.

Kemudian ebola di Kongo, Japanese encephalitis di Australia, Salmoneum thypimurium di berbagai negara, kolera di Malawi, malaria di Somalia, demam kuning di Uganda, VDPV (vaccine derived polio virus) tipe 3 di Israel dan MERS CoV di Arab Saudi.

Baca Juga: Ekspert Kritik Kim Kardashian Pakai Gaun Marilyn Monroe ke Met Gala 2022

"Jadi ada banyak, bukan hanya hepatitis. Artinya, penempatan penyakit tertentu di dalam DONs justru maksudnya agar dunia mengetahui informasi awal dan menjadi perhatian bersama, belum tentu berarti akan menjadi wabah luas dunia atau tidak," katanya.

Ia mengemukakan masyarakat tetap perlu waspada tetapi tidak perlu juga menjadi panik tidak beralasan.

Di sisi lain, pemerintah perlu mengambil langkah antisipasi yang diperlukan, dan masyarakat melakukan langkah kewaspadaan.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Tempat Wisata di Kuningan Yang Bisa Menjadi Pilihan Saat Berlibur

"Sementara itu kita terus ikuti bukti-bukti ilmiah yang akan tersedia dalam hari-hari mendatang ini," kata Tjandra Yoga Aditama.

Dihubungi secara terpisah, pakar kesehatan yang juga Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan data terbaru saat ini ada 228 kasus dugaan hepatitis misterius pada anak dari 20 negara.

"Sebanyak 50 kasus tambahan sedang diselidiki. Tersangka utama sementara ini diduga Adenovirus 41 (CDC)," katanya.

Baca Juga: Bule Wanita yang Difoto Bugil di Pohon Kayu Putih di Bali Akhirnya Meminta Maaf

Adenovirus merupakan virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.

"Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri," katanya.

Hasil positif hepatitis misterius saat ini baru bisa didapat dengan tes darah keseluruhan, bukan hanya dengan plasma, demikian Zubairi Djoerban.***

Baca Juga: Ini Dia, 9 Tempat Oleh-Oleh yang Wajib Dikunjungi Saat ke Bandung

Editor: Syamsul Maarif

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler