Antisipasi Bahaya Pemerasan Seksual di Internet

10 Februari 2023, 17:00 WIB
Antisipasi Bahaya Pemerasan Seksual di Internet /Pixabay

Berita KBB - Sebuah studi melaporkan bahwa terdapat peningkatan kasus sextortion atau pemerasan seksual selama pandemi. Fakta juga menyebutkan jika pria dua kali lebih mungkin menjadi korban pemerasan daring dibandingkan wanita.

Hal ini karena laki-laki cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk online dibandingkan wanita selama pandemi. Kaum pria juga dinilai sering tertipu untuk percaya bahwa mereka sedang berbicara dengan gadis muda.

Di dunia maya, pemerasan seksual dapat terjadi dalam bentuk informasi atau gambar seksual yang digunakan sebagai alat memeras uang atau keuntungan seksual dari korban.

Baca Juga: Wargi Bandung Yuk Belanja ke Dekranasda di MPP Jalan Cianjur

Berdasarkan hasil penelitian, laki-laki diperas untuk diambil uangnya sementara para wanita lebih banyak dituntut untuk mengeksploitasi gambar bermuatan seksual yang umum terjadi di Instagram dan Snapchat.

Catherine Owen menyebut bahwa kasus pemerasan seksual tengah marak bahkan bisa jadi jumlah kasus sebenarnya lebih tinggi daripada dari data yang terhimpun.

Ia mengatakan hal itu karena beberapa korban terlalu takut atau malu untuk mengajukan pengaduan. Di September 2022 saja, sudah ada 199 laporan yang diadukan kepada polisi.

Kebanyakan kasus internasional adalah laki-laki muda sering menjadi korban sextortion, bahkan pelaku sengaja mengincar kelompok rentan yaitu laki-laki gay.

Baca Juga: Keren! Komunitas di Bandung Konsisten Gelar Penghargaan untuk Para Sineas Indonesia

Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2022 juga mengungkap banyak aduan kategori Kekerasan Berbasis Gender Siber (KBGS), didominasi kasus intimidasi secara online (cyber harassment), ancaman penyebaran foto/video pribadi (malicious distribution), dan pemerasan seksual daring (sextortion).

Dilansir dari situs resmi Departemen Keamanan dalam Negeri United Stated, salah satu taktik umum yang digunakan predator sebelum menjalankan aksi pemerasan adalah, memikat para korban dengan mengembangkan hubungan palsu dan mengelabui mereka agar mau mengirimkan materi seksual eksplisit.

Kebanyakan kasus ini berjalan di aplikasi kencan daring. Dari skema yang terungkap, banyak pelaku memanipulasi korbannya untuk terlibat dalam aktivitas video yang direkam secara diam-diam, kemudian mengajak untuk mengekspos bagian tubuh korban.

Antisipasi Tindak Pemerasan Seksual

Dari skema di atas, berikut adalah kiat yang dapat Anda lakukan untuk memastikan keamanan daring:

 

  • Asumsikan webcam atau perangkat perekam Anda dapat diaktifkan dari jarak jauh. Jangan pernah mengarahkan ponsel atau perangkat kamera elektronik lainnya ke arah Anda saat membuka baju atau dalam posisi yang tidak ingin Anda bagikan dengan dunia.
  • Tutupi webcam Anda saat Anda tidak menggunakannya; jika webcam Anda tidak memiliki penutup bawaan, gunakan stiker atau selotip untuk menutupinya.
  • Berhati-hatilah dengan alat perekam yang Anda bawa ke rumah. Beberapa perangkat dengan keamanan rendah (seperti monitor bayi dan kamera pengasuh) mudah dieksploitasi.
  • Tidak memberikan informasi pribadi secara sembarangan ke orang asing atau orang yang tidak kenal dekat.
  • Jangan pernah membagikan kata sandi Anda dengan siapa pun.
  • Jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak, seperti nama hewan peliharaan, tanggal lahir, atau apa pun yang dapat ditebak orang dengan melihat profil media sosial Anda.
  • Jangan mengklik tautan di email yang berasal dari orang yang tidak Anda kenal; melakukan hal itu bisa membahayakan perangkat Anda.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler