Kabut Asap Melanda Singapura karena Titik Panas di Sumatera

7 Oktober 2023, 23:02 WIB
Kabut Asap Melanda Singapura karena Titik Panas di Sumatera BERITA KBB - Singapura, salah satu negara tetangga Indonesia, mengalami penurunan kualitas udara akibat kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera. Kabut asap ini merupakan masalah menahun yang sering ter /

BERITA KBB - Singapura, salah satu negara tetangga Indonesia, mengalami penurunan kualitas udara akibat kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera. Kabut asap ini merupakan masalah menahun yang sering terjadi di kawasan Asia Tenggara, terutama pada musim kemarau.

 

Penyebab Kabut Asap

Kabut asap di Singapura berhubungan dengan meningkatnya titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Riau. Menurut data Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura, pada Jumat (6/10), terdapat 212 titik panas di Sumatera, naik dari 65 pada Kamis (5/10) dan 15 pada hari sebelumnya.

 

Pergeseran singkat arah angin pada Jumat (6/10) petang meniupkan sebagian kabut tipis ke arah Singapura, sehingga memperburuk kualitas udara di negara kepulauan tersebut. Pada Sabtu (7/10), Indeks Standar Pencemaran (PSI) 24 jam di bagian timur dan tengah Singapura berada di atas 100, tingkat di mana masyarakat disarankan untuk mengurangi aktivitas berat di luar ruangan dalam waktu lama.

 

Salah satu penyebab utama karhutla di Indonesia adalah praktik pembukaan lahan dengan cara tebang dan bakar yang dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit dan bubuk kertas. Perusahaan-perusahaan ini sering kali dimiliki oleh perusahaan dalam dan luar negeri atau perusahaan yang terdaftar di luar negeri. Selain itu, faktor alam seperti kemarau panjang dan angin kencang juga memperparah kondisi kebakaran.

 Baca Juga: 5000 Peserta Mengikuti Bandung Fest di Pasar Kreatif Jawa Barat yang Diadakan Network for Ganjar Presiden

Dampak Kabut Asap

Kabut asap lintas batas tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga bagi perekonomian, lingkungan, dan hubungan diplomatik antarnegara. Beberapa dampak kabut asap yang dirasakan oleh Singapura adalah:

·         Gangguan kesehatan seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk, sesak napas, sakit kepala, dan alergi. Orang-orang yang rentan terkena dampak kabut asap adalah anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang-orang dengan penyakit kronis seperti asma, jantung, dan diabetes.

·         Penurunan aktivitas pariwisata, perdagangan, dan transportasi akibat kabut asap yang mengurangi jarak pandang dan kenyamanan beraktivitas di luar ruangan. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi bagi Singapura yang bergantung pada sektor-sektor tersebut.

·         Kerusakan lingkungan akibat kehilangan habitat flora dan fauna, emisi gas rumah kaca, dan perubahan iklim global akibat karhutla. Kabut asap juga dapat mempengaruhi siklus hidrologi dan menyebabkan kekeringan atau banjir.

·         Ketegangan hubungan antara Indonesia dan Singapura akibat saling menyalahkan atas masalah kabut asap. Singapura sering kali mendesak Indonesia untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku karhutla dan memberikan bantuan untuk memadamkan api. Namun, Indonesia sering kali menolak bantuan tersebut dan menepis kabar bahwa kabut asap berasal dari wilayahnya.

 Baca Juga: El Nino, Diversifikasi, dan Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Upaya Penanggulangan Kabut Asap

Untuk mengatasi masalah kabut asap lintas batas, diperlukan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan media massa dari negara-negara yang terlibat. Beberapa upaya penanggulangan kabut asap yang telah atau dapat dilakukan adalah:

·         Mencegah terjadinya karhutla dengan melakukan pengawasan, penegakan hukum, sosialisasi, dan insentif bagi para pelaku usaha yang tidak melakukan pembakaran lahan. Selain itu, juga perlu meningkatkan kapasitas dan kesiapan pemadam kebakaran, baik dari sisi personel, peralatan, maupun anggaran.

·         Memadamkan karhutla dengan menggunakan teknologi seperti helikopter pemadam, pesawat penyemaian awan, dan satelit pemantau. Selain itu, juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat dan relawan dalam kegiatan pemadaman dan pemulihan.

·         Mengurangi dampak kabut asap dengan menyediakan fasilitas kesehatan, masker, dan informasi yang akurat dan terkini kepada masyarakat. Selain itu, juga perlu melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial akibat kabut asap.

·         Meningkatkan kerja sama regional dan internasional dalam menangani masalah kabut asap lintas batas. Hal ini dapat dilakukan dengan menandatangani dan mengimplementasikan perjanjian-perjanjian seperti ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution, membangun mekanisme koordinasi dan komunikasi yang efektif, serta meningkatkan kapasitas dan pertukaran informasi antarnegara.

 

Kabut asap yang melanda Singapura merupakan dampak dari karhutla di Sumatera yang disebabkan oleh faktor manusia dan alam. Kabut asap ini berdampak negatif bagi kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan hubungan antarnegara. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya pencegahan, pemadaman, pengurangan dampak, dan kerja sama regional dan internasional.***


Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler