Ramai Tagar di Twitter, Benarkah Din Syamsuddin Bercerai dengan Istrinya? Begini Jawabannya

1 November 2020, 13:05 WIB
Din Syamsudin /Pikiran Rakyat


BERITA KBB- Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin trending Twitter melalui tagar udin cerai kami bubar #UdinCeraiKamiBubar.

Hal tersebut karena dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku apratur sipil negara (ASN). Seperti diketahui, Din merupakan dosen PNS di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Din juga tergabung sebagai anggota Wali Amanat ITB. Hal ini seperti pada berita Jurnal Gaya berjudul Presidium KAMI Din Syamsuddin Trending Twitter, Cerai dengan Istri?

Baca Juga: Sepi Job di TV Nassar Dikabarkan Bangkrut? Jawaban Sang Mantan Istri Muzdalifah Mengejutkan!

Baca Juga: Daftar Hari-Hari Penting November Lengkap, Ada Hari Pahlawan hingga Hari Guru

Isu itu mencuat setelah beredar surat laporan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin.

Laporan berbentuk surat itu dibenarkan Juru Bicara GAR Alumni ITB Shinta Madesari.

Ia mengatakan, surat tersebut sudah disampaikan kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN), Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan pihak terkait lainnya.

Baca Juga: PSG Gasak Nantes 3-0, Kylian Mbappe Kembali Cetak Gol di Liga Prancis

Selain itu, netizen juga menyeret-nyeret nama istrinya, Novalinda Yunafrianty. Dalam banyak postingan, netizen mengabarkan pasangan yang sudah 9 tahun menikah tersebut bercerai.

2011 lalu, sepeninggal sang istri Mira Beranata, Din memutuskan menikahi Novalinda Jonafrianty.

Dien yang saat itu menduduki posisi Ketua PP Muhammadiyah menikah di Masjid At-Taqwa, Menteng, Jakarta.

Bertindak sebagai saksi di acara akad nikah Din adalah Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas dan Irman Gusman.

Acara tersebut dihadiri sejumlah pejabat saat itu, seperti Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Ketua KPK Busyri Muqodas, dan mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Belum terkonfirmasi mengenai isu perceraian tersebut. Namun mengenai pelaporan pelanggaran kode etik, Din enggan berkomentar.

Din Syamsuddin akhir-akhir ini kerap disorot karena aktivitasnya di KAMI. Ia kerap melontarkan kritik pedas bahkan ramai disebut akan dipenjarakan menyusul rekannya Syahganda Nainggolan.

Baca Juga: Setelah Ronaldo, Tiga Klub Serie A Atalanta, Sassuolo dan Parma Terserang Covid-19

Baca Juga: Tenang, Meski Inggris Kembali Lakukan Lockdown Nasional, Liga Premier Tetap Berlangsung

Terakhir, Din menyebutkan tiga kerusakan di Indonesia. Salah satunya berasal dari para pemimpin yang tindakannya menyimpang dari kiblat bangsa dan negara Indonesia.

Sebelumnya, Din Syamsuddin mengkritik jajaran Polri yang tak adil dalam menerapkan protokol kesehatan virus corona (Covid-19) lantaran ikut membubarkan Silaturahim Akbar KAMI di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin 28 September 2020.

Ia lalu membandingkan sikap Polri yang justru mengabaikan kerumunan pada konser dangdut di Kota Tegal, tahapan Pilkada 2020 di beberapa daerah, dan kerumunan aksi yang menolak KAMI itu sendiri.

"Pada peristiwa Surabaya, Polri justru masuk ke dalam ruangan membubarkan acara KAMI yang menerapkan protokol kesehatan, sementara kelompok yang menolak KAMI dibiarkan berkerumun dan beragitasi di luar dan melanggar protokol kesehatan," ujar Din dalam keterangan tertulis, Selasa 29 September 2020.

Din mengatakan pembubaran acara KAMI juga membuktikan masih ada kelompok masyarakat yang antidemokrasi. Menurut Din, kelompok masyarakat itu tak memahami keberadaan suatu kelompok dijamin konstitusi.

"Kalau ada ketidaksetujuan terhadap pikiran atau gagasan seyogyanya dihadapi dengan pikiran dan gagasan pula," ujarnya.

Baca Juga: Waduh! Kasus Covid-19 Bertambah, Inggris Kembali Lockdown Satu Bulan

Baca Juga: Barcelona Diambang Kebangkrutan, Lionel Messi Harus Lakukan Hal Ini Agar Klub Selamat

Meskipun demikian, Din menyebut pihaknya tetap mengedepankan akal pikiran, dan menyambut penolakan serta ujaran kebencian dari kelompok masyarakat itu dengan senyuman. Mantan Ketum PP Muhammadiyah itu menganggap masyarakat belum memahami jati diri dan misi KAMI.

"Kalau jati diri dan misi KAMI dipahami maka seyogyanya tidak perlu ada penolakan atau penentangan. KAMI berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa dan menegakkan Pancasila secara sejati," katanya.

Din pun menduga ada pihak yang merekayasa dan mendanai kelompok penentang KAMI di Kota Surabaya. Meski demikian, ia menyebut pihaknya tidak ingin menghabiskan waktu untuk menanggapi.

Baca Juga: Hasil Liga Spanyol Tadi Malam: Dua Raksasa Raih Hasil Berbeda, Madrid atau Barcelona yang Menang?

"Namun yang pasti jika ada pihak lain yang melampaui batas dan melanggar hukum, KAMI tidak segan-segan untuk memprosesnya ke jalur hukum, demi tegaknya negara hukum," ujarnya.*** (Firmansyah/Jurnal Gaya)

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler