Refleksi Peristiwa Sepanjang 2020, Tetap Waspada Potensi Gempa

- 29 Desember 2020, 20:58 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa /Antara/

BERITA KBB - Sebanyak 8.264 kali gempa terjadi sepanjang 2020. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan pada tahun lalu, sebanyak 11.515 kali.

Merefleksikan kejadian gempa pada tahun ini, masyarakat Indonesia tetap harus waspada terhadap potensi bahaya gempa maupun tsunami yang dapat menyertainya.

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr. Daryono saat memberikan keterangan pers kaleidoskop kebencanaan 2020 secara virtual, Selasa 29 Desember 2020.

Baca Juga: Penanganan COVID-19 Jadi Prioritas dalam APBD Tahun Anggaran 2021

Menurut Daryono, tahun 2021 wilayah Indonesia masih tetap aktif gempa. Data yang dihimpunnya mencatat rata-rata kegempaan dalam setahun terjadi sebanyak 6.000 kali.

Ini disebut wajar karena sumber gempa di Tanah Air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.

“Kita perlu mewaspadai zona seismic gap, seperti zona subduksi Mentawai, selatan Banten-Selat Sunda, selatan Bali, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Filipina dan Tunjaman Utara Papua,” ujar Daryono.

Baca Juga: Aa Gym Positif Covid-19, Dinkes KBB Tracing Kontak ke Eco Pesantren Daarut Tauhid di Parongpong

Ia menambahkan bahwa zona seismic gap lain yang perlu diwaspadai yaitu zona sesar Lembang, segmen Aceh, segmen Matano dan Sesar Sorong.

Kewaspadaan menjadi titik berat mengingat potensi bahaya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat dan kerusakan infrastruktur.

Di sisi lain, Daryono menyampaikan bahwa masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap bahaya gempa bumi karena berdasarkan catatan katalog gempa merusak tidak harus berkekuatan besar (M>6,0) tetapi gempa dangkal berkekuatan 4,0 - 5,0 dapat merusak.

Baca Juga: Yey, TWICE Masuk Aplikasi Bubble, Nayeon Betah Mengisi Waktu bareng Penggemar

“Sebagai upaya mitigasi, membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa adalah solusi utama dalam mengurangi bahaya dan risiko bencana gempa bumi,” lanjutnya.

Ia mengatakan, selalu mewaspadai gempa berpotensi tsunami karena berdasarkan statistik setiap dua tahun sekali di wilayah Indonesia terjadi gempa berpotensi tsunami. Daryono menambahkan bahwa pada tahun 2020 ini tidak terjadi gempa berpotensi tsunami.

“Sebagai langkah antisipasi masyarakat pesisir rawan tsunami wajib memahami konsep evakuasi mandiri.” imbuhnya.

Baca Juga: KBB Kembali Zona Merah, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Atur Strategi Ini di Malam Tahun Baru 2021

Dalam penjelasan kegempaan sepanjang 2020, Daryono menyampaikan bahwa gempa dengan kekuatan lebih dari M5.0 sebanyak 244 kali, sedangkan kurang dari M5.0 sebanyak 8.020 kali.

Dari sejumlah gempa yang terjadi, sebanyak 754 kali gempa yang dirasakan oleh masyarakat dengan tingkat guncangan yang berbeda.

Analisis seismitas sepanjang tahun ini, wilayah yang sangat aktif gempa yaitu wilayah Barat Aceh, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Maluku Utara dan Seram.

Baca Juga: Fakta Menarik Terungkap Ternyata Gisel Masih Jadi Istri Sah Gading Saat Goyang Dengan Pria Lain

Dilihat dari sisi jumlah berdasarkan bulan di tahun ini, gempa paling banyak terjadi pada bulan Maret yang berjumlah 965 kali.

Sebaliknya, gempa paling sedikit pada bulan Januari dengan jumlah 518 kali. Sedangkan gempa merusak pada 2020, BMKG mencatat 11 gempa merusak yang terjadi di Simeuleu, Seram, Sukabumi, Tapanuli Selatan, Sabang, Maluku Utara, Bengkulu, Talaud, Pangandaran, Mamuju Tengah dan Brebes-Kuningan.***

Editor: Ade Bayu Indra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah