“Nah sekarang pemerintah berupaya untuk ngumpulin wakaf, lalu ditambah pajak. Majakin warteg, majakin tukang jual pulsa, majakin token listrik. Ini betul-betul lengkap. Paket dari kebingungan pemerintah sudah terbaca oleh publik. Sialnya, pemerintah nggak mau mengakui bahwa dia udah bangkrut. Masih pamer, sebelah kiri ada sebelas triliun, sebelah kanan masih ada potensi ambil dana asing,” ujarnya.
Tak hanya itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut menandakan bahwa keadaan Indonesia sudah sangat parah.
Baca Juga: Jadwal ANTV, Minggu 31 Januari 2021, Totnon Uttaran, Kulfi, Nazar, Radha Krishna, dan Naagin 2
Kendati demikian, lanjut Rocky, tak ada yang tampil di hadapan publik untuk mengakui bahwa pemerintah sedang terpuruk, lalu meminta maaf dan mohon bantuan kepada rakyat.
Rocky juga menyebutkan, kebijakan ini mengindikasikan akan adanya revolusi, di mana akan ada pemberontakan dari rakyat kepada pemerintah, yang sekarang dalam ketegangan sosial.
“Jadi kebijakan-kebijakan ini mengarahkan kita untuk melihat bahwa potensi revolusi itu secara teoritis , unsur-unsurnya ada semua pada masyarakat, deligitimasi, pemerasan pada rakyat segala macam itu. Jadi kita ada dalam ketegangan sosial luar biasa,” katanya.***