“Tapi itu tak mudah. Menyuntikkan vaksin itu tak cukup 5 menit perorang. Yang akan divaksin harus dicek dulu tensi dan kimia darahnya agar bisa menerima vaksin,” kata Menko Polhukam.
“Yang tensi darahnya tinggi, misalnya, diberi obat dan ditunggu dulu sampai normal. Nunggunya bisa setengah sampai dengan satu jam. Setelah normal baru disuntik vaksin,” lanjutnya.
Pada akhirnya, vaksin gotong royong berbayar ditiadakan pemerintah karena banyak mendapatkan penolakan keras baik dari politisi maupun masyarakat.
“Menampung aspirasi tersebut, presiden melarang program vaksinasi berbayar,” tandasnya.***