Gunung Semeru Masih Mengeluarkan Awan Panas Guguran, PVMBG Imbau Masyarakat Patuhi Peta Kawasan Rawan Bencana

- 5 Desember 2022, 16:02 WIB
Gunung Semeru Masih Mengeluarkan Awan Panas Guguran, PVMBG Imbau Masyarakat Patuhi Peta Kawasan Rawan Bencana
Gunung Semeru Masih Mengeluarkan Awan Panas Guguran, PVMBG Imbau Masyarakat Patuhi Peta Kawasan Rawan Bencana /bnpb.go.id/PVMBG/



BERITA KBB - Gunung Semeru hingga saat ini diketahui masih mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo 25 mm dan  gempa selama 386 detik pada Senin, 5 Desember 2022.

Aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan 5 Desember 2022 sekitar pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB mengalami satu kali awan panas guguran dengan amplitudo 25 mm dan gempa selama 386 detik.

Hal itu dijelaskan berdasarkan informasi dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Mukdas Sofian di Gunung Sawur pada laporan tertulisnya.

Baca Juga: Cara Menangkap Layar atau SCREENSHOT di Laptop PC dengan CEPAT Pada Windows 7 Tanpa Aplikasi Tambahan

"Hasil pengamatan kegempaan hari ini selama enam jam, Gunung Semeru juga mengalami 29 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-120 detik," katanya dikutip BERITA KBB melalui ANTARA.

Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu terekam enam kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 50-140 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh.

"Pengamatan visual, Gunung Semeru terlihat jelas, teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang yang tingginya mencapai 500 meter dari puncak, kemudian angin lemah ke arah barat daya," katanya.

Sejak 4 Desember 2022 pada pukul 12.00 WIB, Status Gunung Semeru mengalami kenaikan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).

Dari perubahan kenaikan level tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan beberapa rekomendasi imbauan agar masyarakat dapat mematuhinya.

Baca Juga: Antena TV Digital Terbaik Untuk Daerah Terpencil, Ini Cara Mendapatkan Set Top Box TV Gratis dari Kominfo

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terlebih dahulu mengadakan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak pusat erupsi dan pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Hal itu karena dikhawatirkan adanya potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat agar dapat mematuhi peta kawasan yang rawan bencana untuk bisa memitigasi berbagai ancaman yang timbul akibat adanya aktivitas geologi.

Sejak 14 Januari 2022 yang lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meluncurkan peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru dari hasil pemutakhiran pada skala 1 banding 25.000.

Baca Juga: Sinopsis Bintang Samudera 5 Desember 2022: Lift Berguncang, Bintang Lihat Nagita Terkapar!

Peta tersebut adalah sebagai petunjuk tingkat kerawanan bencana dari suatu daerah apabila adanya erupsi atau kegiatan dari gunung api.

Peta kawasan rawan bencana tersebut menginformasikan tentang sifat maupun jenis bahaya gunung api, daerah rawan bencana, arah atau jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

Dilansir dari ANTARA, PVMBG menyajikan bentuk gambar dengan warna dan simbol dengan penjelasan yang dimuat dalam bentuk keterangan pinggir.

"Peta yang kami publikasikan serta rekomendasinya itu dapat mempermudah masyarakat untuk beradaptasi dan bertindak," ujar Agus.

Selain peta kawasan rawan bencana gunung api, PVMBG juga mempublikasi peta kawasan rawan bahaya gunung api, peta kawasan rawan bencana gempa bumi, dan peta kawasan rawan bencana tsunami.

Kemudian, PVMBG juga mempublikasi peta zona kerentanan gerakan tanah serta peta prakiraan potensi gerakan tanah yang diperbaharui setiap bulan yang semuanya dapat diakses secara mudah dan gratis melalui laman resmi https://vsi.esdm.go.id/.

Melalui peta kawasan rawan bencana tersebut, maka pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat menyusun rencana kontigensi yang merupakan rencana kesiapsiagaan masyarakat apabila terjadi bencana geologi di masa depan.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x