Dedi mengaku, dirinya sudah mengkonfirmasi dampak hujan abu yang terjadi di desa tersebut kepada camat setempat. Menurutnya, masyarakat sudah terbiasa dengan guguran abu setiap kali terjadi letusan.
“Saya sudah konfirmasi dengan Camat Gunung Tujuh, benar bahwa desa tersebut terdampak tiap kali erupsi. Tapi masyarakat sudah terbiasa, sehingga masih beraktivitas seperti biasa,” ujarnya, seperti dikutip oleh Antaranews.com.
Meskipun demikian, Dedi mengimbau warga setempat yang terdampak agar waspada. Tidak hanya itu, ia juga meminta untuk selalu mendengarkan informasi mengenai situasi Gunung Kerinci dari petugas terkait dan pemerintah.
Di sisi lain, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kerinci Armanto menyebut, pihaknya tengah melakukan pengecekan ke wilayah yang terdampak letusan. “Tim sedang lakukan pengecekan di wilayah terdampak,” ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Kerinci meletus pada Jumat, 3 Februari 2023 kemarin. Diketahui letusan tersebut berlangsung pada dini hari, tepatnya pukul 02.30 WIB.
Menurut petugas pos pemantau, letusan hari Jumat terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 8 milimeter dengan durasi 4 menit. Pada hari-hari sebelumnya, Gunung Kerinci meletus pada 14 Januari 2023 dengan kolom abu membumbung setinggi 750 meter.***