Harga Beras Naik karena El-Nino, Pemerintah Impor Beras dari Kamboja

- 14 September 2023, 08:10 WIB
Harga beras naik, warga Kabupaten Lebak beralih membeli beras stok lama hasil panen dua tahun lalu.
Harga beras naik, warga Kabupaten Lebak beralih membeli beras stok lama hasil panen dua tahun lalu. /Pixabay

 

 

BERITA KBB - Harga beras di Indonesia mengalami kenaikan sejak beberapa bulan terakhir. Salah satu faktor penyebabnya adalah fenomena El-Nino yang berdampak pada penurunan produksi padi di sejumlah daerah. Untuk mengatasi krisis beras dan menjaga stabilitas harga, pemerintah berencana untuk mengimpor beras dari Kamboja sebanyak 250 ribu ton. 

El-Nino adalah fenomena perubahan iklim yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur. El-Nino dapat mempengaruhi pola curah hujan dan angin di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dampak El-Nino bagi Indonesia antara lain adalah kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, dan penurunan kualitas udara.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El-Nino tahun ini tergolong kuat dan diperkirakan akan berlangsung hingga awal tahun 2024. BMKG juga memprediksi bahwa El-Nino akan menyebabkan anomali curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.

 Baca Juga: Jadwal Drawing Piala Dunia U-‪17 2023‬: Indonesia Masuk Pot 1, Siapa Lawan Garuda Muda?

Akibat El-Nino, produksi padi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada triwulan II-2023 mencapai 18,34 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 9,82 persen dibandingkan triwulan I-2023 yang sebesar 20,34 juta ton GKG. Penurunan produksi padi ini berdampak pada menipisnya stok beras di gudang-gudang Bulog dan naiknya harga beras di pasar.

 

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga beras medium nasional pada September 2023 mencapai Rp 12.800 per kilogram, naik 6,67 persen dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar Rp 12.000 per kilogram. Kenaikan harga beras ini tentu memberatkan masyarakat, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

 

Untuk mengatasi krisis beras dan menjaga stabilitas harga, pemerintah berencana untuk mengimpor beras dari Kamboja sebanyak 250 ribu ton. Rencana ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023.

 Baca Juga: Hari Kunjung Perpustakaan 2023: 5 Rekomendasi Perpustakaan Paling Lengkap di Jawa Barat

Presiden Jokowi mengatakan, impor beras dari Kamboja merupakan bagian dari keseluruhan impor beras sebanyak 400 ribu ton yang direncanakan pemerintah. Impor beras ini bertujuan untuk memastikan cadangan strategis beras nasional terpenuhi dan mencegah kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El-Nino.

 

Presiden Jokowi juga mengatakan, impor beras dari Kamboja sudah dalam proses perjalanan dan diperkirakan akan tiba di Indonesia paling lambat November 2023. Beras impor tersebut akan disalurkan ke gudang-gudang Bulog di berbagai daerah5.

 

Selain Kamboja, pemerintah juga menjajaki kemungkinan impor beras dari negara-negara lain, seperti Bangladesh, India, dan China. Presiden Jokowi mengaku sudah berbicara dengan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan terkait rencana impor beras ini.

 

Impor beras dari luar negeri merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengatasi krisis beras akibat El-Nino. Namun, langkah ini juga harus diimbangi dengan upaya meningkatkan produksi padi dalam negeri melalui pengembangan teknologi pertanian, perluasan lahan irigasi, peningkatan kualitas benih, dan pemberian bantuan kepada petani.***

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah