30 Tenaga Kesehatan Hewan Mengikuti Pelatihan Mendeteksi Penyakit Ternak di Hotel The Cipaku Garden

- 9 Januari 2024, 17:38 WIB
30 Tenaga Kesehatan Hewan Mengikuti Pelatihan Mendeteksi Penyakit Ternak di Hotel The Cipaku Garden
30 Tenaga Kesehatan Hewan Mengikuti Pelatihan Mendeteksi Penyakit Ternak di Hotel The Cipaku Garden /

BERITA KBB-Sebanyak 30 tenaga kesehatan hewan dari seluruh wilayah di Provinsi Jawa Barat mengikuti pelatihan Tenaga Kesehatan Hewan Garis Depan, di Hotel The Cipaku Garden, Selasa 9 Januari 2024. 

Kegiatan yang diselenggarakan selama empat hari itu digelar oleh Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Indonesia Australia Red Meat Cattle Partnership (IARMCP).

Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Riset UNPAD, Dr Ruswana AnwarAnwar, dr., Sp. OG, Subap, F. E. R. , M. Kes, mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh tenaga kesehatan hewan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Pasca Darurat Sampah Kota Bandung, Sekda Dorong Tren Positif Pengelolaan Dijaga

"Kami mengundang seluruh tenaga kesehatan ternak yang tersebar dari Bandung Barat, Bandung sampai seluruh Jabar," katanya saat ditemui, Selasa 9 Januari 2024. 

Dia menambahkan, tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi penyakit ternak mulai dari deteksi awal sampai pelaporan.

"Hari ini narsumnya adalah dr Hewan dua org dari perhimpunan kedokteran hewan Indonesia dibantu dengan program studi pendidikan kedokteran hewan UNPAD dan juga di dukung oleh asosiasi Indonesia Australia Red meath Cattle Partnership," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung, Mayapada, dan XL Axiata Salurkan Bantuan Kepada Linmas Hingga Keluarga Berisiko Stunting

"Mereka adalah perhimpunan untuk mendukung program agar Jabar dan program studi bisa menyediakan ketersediaan ternak yang sehat dan bisa mendeteksi kelainan penyakit pada hewan," imbuhnya.

Ia menyebut, penyakit yang berdampak pada hewan ternak mengakibatkan produksi daging ternak berkurang dan nilai jual hewan ternak tersebut merosot di pasaran.

"Sesuai visi UNPAD untuk melakukan kegiatan yang bermaslahat untuk masyarakat. Kami bersama dengan asosiasi bersama dengan perhimpunan kedokteran universitas Indonesia prof teguh dari UGM Yogyakarta melakukan kegiatan ini," katanya.

Dalam pelatihan tersebut, kata dia, mulai dari upaya preventif, penanganan dan laporan. Pihaknya bekerjasama dengan universitas kedokteran sebagai akademisi program studi pendidikan hewan bersama dinas ketahanan pangan dan juga dinas pertanian Jawa Barat.

"Nanti ada praktek dengan dilibatkan komunitas di masyarakat supaya di masyarakat juga kan banyak kader baik kader kesehatan maupun kader program lain dilibatkan supaya segera lapor ke petugas apabila ada ternak yang ada gejala sakit," katanya.

"Peran kami di akademisi sebagai pendalaman ilmu dan mempraktekkan bersama mahasiswa untuk terlibat langsung di masyarakat sehingga masyarakat terlindungi ternak kesehatan ternaknya," katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D mengatakan, pihaknya ingin berkontribusi menyiapkan temen temen tenaga hewan di garis depan itu agar pada saatnya ada lagi wabah sudah siap.

"Oleh karena itu pelatihan kita ini yang akan dilakukan dalam empat hari memang menyiapkan materi yang inginkan temen-temen itu refres lagi pengetahuannya terkait dengan pencegahan dan pengendalian wabah," katanya.

Ia menyebut, pelatihan tersebut diutamakan pada praktek. Dengan begitu, peserta akan dibawa ke lapangan kemudian ada skenario yang memungkinkan untuk mengidentifikasi kejadian wabah pada hewan ternak.

"Kemudian mereka harus membuat pelaporan masuk kelas lagi untuk menganalisis semuanya. Semua peristiwa di lapangan tadi untuk kemudian dibuat kesimpulan sebetulnya apa yang terjadi," katanya.

Baca Juga: Aksi Tawuran Remaja di Gambir Jakarta Pusat, Polisi: Dua Kelompok Yang Terlibat Bukan Akamsi

Ia berharap, para peserta memiliki bekal dalam menghadapi kejadian di lapangan dan kemudian alur laporannya kemana. Oleh karena itu, nantinya akan dihadirkan juga dari pusat dari kementerian pertanian dirjen peternakan dan kesehatan untuk menganalisis terkait kejadian tersebut.

"Kejadian itu kan tiba-tiba karena ketidaksiapan kita penyebaran itu terjadi begitu cepat semuanya menunggu perintah dari pusat. Sehingga kemudian itu terjadi wabah yang tidak diinginkan," katanya.

"Dengan pelatihan ini diharapkan langkah cepat kita di dalam merespon kemudian melakukan tindakan itu akan lebih tepat sasaran sehingga kalo misalnya nanti kita identifikasi wabah ini cara penularannyanya demikian maka pemerintah sudah bisa mendapatkan informasi apa yang harus dilakukan," katanya.***

Editor: Siti Mujiati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah