Mantap, Puisi di Kala Pandemi Karya Dosen Perempuan 15 PT di Apreseasi Sastrawan

- 30 September 2020, 06:04 WIB
/Ist

BERITA KBB - Sejumlah dosen perempuan dari 15 perguruan tinggi membahas pandemi dari sisi yang berbeda, mereka menuangkannya dalam bentuk puisi dan diterbitkan menjadi antologi Corpus Puisi Pandemi: Merajut Kata, Ilmu, Dan Hati.

“Gagasan ini tidak terlepas dari sosial media. Kita merayakannya dengan sesuatu yang positif. Saat itu saya membaca potongan puisi Frida Kusumastuti di laman sosial medianya. Lalu terbetik untuk kolaborasi bersama teman-teman” Tutur Lestari Nurhajati dari LSPR sebagai penggagas antologi.

Para penulis yang berlatar belakang Akademisi Ilmu Komunikasi tersebut telah mengumpulkan 142 judul puisi . Puisi-puisi itu ditulis dalam kurun waktu bulan Juni 2020 - Juli 2020. Melalui proses kurasi oleh Kurniawan Junaedi dari Kurator Indonesia, kumpulan puisi tersebut diluncurkan pada Sabtu (26/9/2020) secara daring. Peluncuran yang dikemas menarik, juga menghadirkan dua sastrawan nasional Jose Rizal Manua dan Yvonne de Fretes dalam diskusi yang diikuti oleh 100 orang.

Baca Juga: Bersiap, BTS Segera Luncurkan Album pada 20 November..

Jose Rizal Manua yang pernah menerima berbagai penghargaan di Asia-Pasific maupun dunia sebagai  sutradara maupun Theater Best Perfomance  memberikan apresiasinya. “Puisi-puisinya luar biasa karena ditulis dari sumber yang dihadapi ibu-ibu. Saya memberi penghargaan yang tinggi kepada 18 penulis wanita. Pada hakekatnya semua orang pernah menulis puisi, terutama saat jatuh cinta. Puisi sebenarnya dekat dengan keseharian kita. Tetapi puisi-puisi dalam Corpus tetap ada sentuhan seni", ungkapnya. 

Dalam sesi diskusi Eka Budianta menyetujui pernyataan Jose Rizal. Budianta menambahi ada tiga kepekaan, yaitu kepekaan pada tempat, kepekaan waktu, dan kepekaan pada peristiwa,  “Kepekaan waktu memberi puisi sebagai keabadian..dan saat ini waktu yang penting adalah Pandemi", jelas Budianta.

Begitu pula dengan Yvonne de Fretes, mantan wartawan, penulis aktif di majalah Horizon dan pernah aktif dalam berbagai komunitas literasi dan sastra mengatakan, bahwa dunia sastra  jarang dilirik orang. "Tentu anda (para penulis) melalui proses kreatif yang luar biasa. Bisa dimana saja di tengah kesibukan sehari-hari", katanya. 

Baca Juga: Alhamdulillah ! Artis Ganteng Ini Kembali Belajar Al-Quran dan Islam Dikesehariannya

Sementara itu ketua pelaksana acara peluncuran Eni Maryani, mengatakan bahwa puisi memberi kebebasan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan rasakan dalam beragam bentuk bahkan dalam bentuk yang paling imajinatif. Isunya dapat berasal dari kejadian yang sederhana sampai dengan hal-hal luar biasa, seperti pandemi ini. “Menyikapi situasi pandemi kita butuh ruang untuk mengungkapkan beragam pemaknaan atau rasa yang dimiliki. Puisi memberi ruang itu dan ke 18 perempuan ini memanfaatkannya dengan sukacita dan semoga saja juga menjadi ruang berbagi", tambahnya.

Kebersamaan yang terjalin pada 18 akademisi perempuan dari kampus Universitas Padjajaran, Universitas Muhammadiyah Malang, Ubhara Surabaya, UNS, Universitas Diponogoro, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, UGM, Atmajaya Yogjakarta, Universitas Langlang Buana, Telkom University, Unisba, Binus Jakarta, UNTA Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, dan LSPR Jakarta awalnya adalah aktif di Jaringan pegiat Literasi Digital (Japelidi) Indonesia.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x