“Perasaan kita bukan hanya prihatin tapi sudah menyesakkan hati dan jiwa rakyat Indonesia,” ujar Sodik.
Peristiwa ini, lanjut politisi asal Dapil Jawa Barat Ini ini, selain harus diusut dari sisi medik dan keamaman juga harus dijadikan hajaran (bukan pelajaran) berat untuk penataan ulang yang mendasar tentang manajemen penonton dan manajemen pendukung suatu klub sepakbola.
“Semua stakeholders sepakbola terutama pakar, praktisi, tokoh sosiologis masa, manajemen masa, komunikasi masa, tokoh masyrakat, harus dilibatkan,” tegasnya.
“Pendekatan pembinaan dan pendidikan kepada pecinta bola dan para pendukung sebah klub di Indonesia, harus dirubah secara fundamental. Di mulai soal semangat kebangsaan, persatuan Indonesia, budaya bhineka tunggal Ika hingga pendekatan model fans klub modereln seperti pendukung klub modern di negara maju,” jelas Alumni HMI dan PII ini.
Untuk itu, politisi Partai Gerindra ini meminta segera dilakukan reformasi ditubuh PSSI. Jika tidak ada perubahan yang fundamental mendasar, makan akan menggangu banyak hal seperti prestasi sepakbola, prestasi klub sampe sangsi dan kepercayaan FIFA kepada PSSI.
“PSSI harus jadi proaktif untuk motor bagi perubahan manajemen pertandinyan dan manajemen fans klub ini,” tambah Sodik.
Keputusan PT LIB untuk menunda kompetisi disambut baik Sodik. Penundaan sebagai upaya untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem kompetisi Liga 1 di Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Program TRANS 7 Minggu 2 Oktober 2022 Ada Sobat Misqueen, Spotlite, Hingga Theater Malam