"Ada yang menentukan 1 syawal atau Ramadan berdasarkan hasil hisab. Tentu kami menghormati dan menghargai atas kajian ilmu dan keyakinan yang mereka pahami," tandasnya.
Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 2023, Diselenggarakan Sore Ini Catat Waktunya
Sementara itu, Kepala Observatorium Albiruni Unisba, Encep Abdul Rojak mengatakan, lama pengamatan hilal dilakukan selama 5 menit, karena bulan terbenam pada pukul 18.13 WIB.
"Saat matahari terbenam, hilal berada pada Azimuth 264˚44’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 265˚57’16. Hasil pengamatan hilal akan dilaporkan kepada Kemenag Republik Indonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramdhan 1445 H," imbuhnya.
Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pkl 18.13 WIB.
“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal dilihat,” ungkapnya.
Encep mengungkapkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital menggunakan teropong Cem70 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium/ doom.
"Pengamatan digital dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI," pungkasnya.