Dari peristiwa yang terjadi pada 2010 itu, tercetuslah ide untuk memanfaatkan tomat-tomat busuk itu menjadi peluru untuk perang tomat. Dengan menjadi salah satu rangkaian hajat lembur, perang tomat diharapkan menjadi daya tarik wisata dan budaya setempat.
5. PLTA Saguling dan Cirata
Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling dan Cirata dihasilkan dengan memanfaatkan air dari Waduk Saguling dan Waduk Cirata yang membendung Sungai Citarum. PLTA Saguling berada di Kecamatan Saguling, sedangkan PLTA Cirata berada di Kecamatan Cipeundeuy dan sebagian Purwakarta dan Cianjur. PLTA Saguling dan Cirata ini memasok kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Untuk menambah daya listrik dalam memenuhi permintaan kebutuhan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Jawa- Bali, terutama pada saat beban puncak, saat ini juga tengah dalam proses pembangunan PLTA Upper Cisokan di Kecamatan Gununghalu.
PLTA ini diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.040 megawatt (MW), tertinggi dari PLTA Cirata dengan kapasitas1.000 MW dan PLTA Saguling700 MW.
6. Pertigaaan Beatrix
Pertigaan Beatrix merupakan persimpangan antara Jalan Raya Lembang dengan Jalan Kolonel Masturi. Orang-orang yang mau ke Lembang dari arah Bandung atau Cimahi, begitu pula sebaliknya, pasti bakal melewati pertigaan ini.
Banyak yang menduga, nama Beatrix mengacu kepada seorang ratu yang memerintah negeri Belanda pada 1980-2013. Namun, dugaan ini diragukan mengingat ratu tersebut memerintah negeri kincir angin setelah Indonesia merdeka. Sementara pertigaan Beatrix sudah dikenal jauh sebelum itu.
Pertanyaan mengenai nama Pertigaan Beatrix sedikit terkuak ketika pemerhati sejarah dari Lembang Heritages, Antonius Jansz menanyakan hal tersebut kepada ayahnya, Billy Jansz (77) yang kini menetap di Desa Jayagiri, Lembang.