Tidak Bangga Jadi Petani, Jabar Krisis Petani Muda

- 8 Oktober 2021, 05:30 WIB
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat  Dyah Kuswardani menyimak paparan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada webinar Transformasi Pertanian Jawa Barat Bersama Petani Milenial yang Inovatif dan Kekinian; Peluang dan Tantangan di Kantor BPS Jawa Barat, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Kamis 7 Oktober 2021. Webinar tersebut bertujuan mensosialisasikan pemanfaatan data yang dihasilkan BPS kepada masyarakat Indonesia dan Jawa Barat khususnya, memberikan gambaran partisipasi kaum milenial pada sektor pertanian, dan memberikan motivasi kepada kaum milenial untuk berpartisipasi dalam menggerakkan sektor pertanian.
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat  Dyah Kuswardani menyimak paparan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada webinar Transformasi Pertanian Jawa Barat Bersama Petani Milenial yang Inovatif dan Kekinian; Peluang dan Tantangan di Kantor BPS Jawa Barat, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Kamis 7 Oktober 2021. Webinar tersebut bertujuan mensosialisasikan pemanfaatan data yang dihasilkan BPS kepada masyarakat Indonesia dan Jawa Barat khususnya, memberikan gambaran partisipasi kaum milenial pada sektor pertanian, dan memberikan motivasi kepada kaum milenial untuk berpartisipasi dalam menggerakkan sektor pertanian. /Ade Bayu Indra/Berita KBB/

BERITA KBB - Krisis petani muda merupakan satu persoalan dari sekian banyak persoalan di sektor pertanian.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani, MA pada webinar dengan tema “Transformasi Pertanian Jawa Barat Bersama Petani Milenial yang Inovatif dan Kekinian; Peluang dan Tantangan", Kamis, 7 Oktober 2021.

"Meski dikenal sebagai negara agraris namun jumlah petani di Indonesia, angkanya terus menurun", katanya. 

Baca Juga: Petani Milenial Bidang Kehutanan Mulai Budi Daya Jamur Kayu

Berdasarkan data Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) Agustus 2020, proporsi petani Jawa Barat paling banyak berada pada kelompok umur 45-49 tahun, yaitu sebanyak 36,30 persen.

Sementara, petani berusia 30-44 tahun hanya 24,06 persen. Apalagi jika dilihat menurut tingkat pendidikan, ternyata dari seluruh tenaga kerja di sektor pertanian tersebut, 81,32% nya berpendidikan setara SD ke bawah. 

Melansir penelitian dari LIPI tahun 2019, menurunnya minat pemuda terhadap petani disebabkan karena generasi muda melihat profesi petani tidak menguntungkan dan tidak membanggakan. 

Baca Juga: Lord Adi Ceritakan Masa Lalunya yang Susah saat jadi Petani Cabai di Tanah Datar

"Pemuda desa lebih tertarik mencari pekerjaan di kota dan tidak kembali lagi ke desa. Sehingga lahan-lahan pertanian di perdesaan kehilangan tenaga kerja muda, yang tersisa adalah petani dengan penduduk yang semakin menua", tambahnya. 

Masalah penuaan usia petani patut menjadi perhatian semua pihak. Jika kegiatan produksi pertanian hanya dilakukan oleh generasi tua, maka perlahan tapi pasti, jumlah petani akan semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah