Vape vs Rokok Tembakau, Manakah yang Lebih Mematikan Bagi Tubuh? Berikut Head to Head-nya

- 8 Maret 2023, 15:20 WIB
Berikut perbandingan risiko bahaya antara rokok tembakau dan vape.
Berikut perbandingan risiko bahaya antara rokok tembakau dan vape. /pixabay.com/

Berita KBB - Vape atau rokok elektrik adalah salah satu alternatif merokok yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Berbeda dari rokok biasa yang menggunakan tembakau dan campuran lain yang dibakar, vape menggunakan liquid dengan beragam varian rasa.

Tidak menggunakan tembakau yang artinya tidak mengandung tar, apakah rokok elektrik lebih aman dari rokok tembakau, sama saja, atau justru lebih berbahaya? Mari kita bahas dalam artikel berikut ini.

Dilansir Healthline pada Rabu 8 Maret 2023, perbandingan risiko antara vape dan rokok tembakau sudah lama menjadi perdebatan di kalangan ahli kesehatan.

Baca Juga: FPHJ : Usut Tuntas Kerusakan Lingkungan Akibat Event Trail Di Ranca Upas

Vape memang tidak mengandung tar karena tidak memakai tembakau. Namun, pada tahun 2019 lalu, jumlah penderita gangguan paru-paru akibat penggunaan rokok elektrik justru meningkat drastis.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, beberapa ahli beranggapan bahwa vaping lebih aman daripada rokok tembakau. Namun bukan berarti rokok elektrik ini tidak berbahaya, meskipun efek jangka panjangnya masih belum jelas.

Terkait risiko kesehatan, vape dan rokok tembakau memiliki bahaya yang sama. Keduanya sama-sama mengiritasi pernafasan dan paru-paru, yang dapat berdampak terhadap masalah kesehatan terkait paru-paru, seperti asma, bronkitis kronis, dan emfisema.

Baca Juga: Jarang Buka Media Sosial Bikin Citra Tubuh Kamu Lebih Keren dan Anti Insecure, Begini Penjelasannya

Selain itu, dalam sebuah penelitian pada 2020 lalu, pengguna rokok elektrik memiliki 40 persen lebih tinggi peluang untuk memiliki masalah pernafasan dibandingkan mereka yang tidak vaping atau tidak merokok sama sekali.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian tahun 2019 yang menunjukkan bahwa perokok elektrik dan tembakau sama-sama memiliki risiko penyakit pernafasan yang lebih besar dibandingkan mereka yang hanya menggunakan salah satunya.

Diketahui, beberapa merk liquid mengandung diacetyl, zat kimia yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa cairan vape. Diacetyl berkontribusi dalam menyebabkan penyakit Popcorn Lung, menyempitnya saluran udara di paru-paru secara permanen.

Baca Juga: Sinopsis Suami Pengganti 8 Maret 2023, Dante Amnesia, Bagaimana Respon Celine?

Secara umum, merokok juga menyebabkan masalah pada jantung seperti tekanan darah dan degup jantung tinggi. Menurut WHO, pada 2020 lalu 20 persen kematian akibat penyakit jantung, berkaitan dengan kebiasaan merokok.

Perokok pun juga 30 kali lebih rentan terkena kanker paru-paru, kolon, tenggorokan dan payudara. Adapun rokok elektrik, ada beberapa kandungan yang dapat menyebabkan kanker, seperti formaldehyde, acetaldehyde, dan nitrosamin.

Perokok tembakau yang berpindah ke vape dapat mengurangi paparan zat kimia berbahaya dan mengurangi risiko kanker. Namun, bagi perokok pemula atau baru pertama kali merokok, rokok elektrik dapat meningkatkan risiko kanker.

Terkait penggunaan vape untuk menghentikan kebiasaan merokok, sebuah penelitian tahun 2022 menyebutkan bahwa rokok elektrik lebih ampuh menghentikan kebiasaan merokok dibandingkan terapi nikotin. Namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.***

 

 
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah