Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya

26 September 2023, 20:59 WIB
Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya /

 

 

BERITA KBB - Alat kontrasepsi adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi dapat berupa pil, kondom, suntik, implant, IUD, vasektomi, tubektomi, dan sebagainya. Alat kontrasepsi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan reproduksi, seperti mengurangi angka kematian ibu dan bayi, mencegah penularan penyakit menular seksual, dan meningkatkan kualitas hidup pasangan.

 

Namun, tidak semua negara memiliki tingkat penggunaan alat kontrasepsi yang tinggi. Menurut data dari World Health Organization (WHO), terdapat beberapa negara yang memiliki prevalensi penggunaan alat kontrasepsi di bawah 20%, seperti Chad (3%), Sudan Selatan (4%), Angola (6%), Somalia (8%), Republik Demokratik Kongo (8%), Guinea (9%), Niger (12%), Mali (13%), Burkina Faso (16%), dan Sierra Leone (16%).

 

Faktor Penyebab Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi di antaranya adalah:

Kurangnya akses dan ketersediaan alat kontrasepsi. Banyak negara yang memiliki infrastruktur kesehatan yang buruk, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Hal ini menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan informasi, pelayanan, dan bantuan terkait alat kontrasepsi. Selain itu, biaya alat kontrasepsi juga dapat menjadi kendala bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Baca Juga: Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang alat kontrasepsi. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat, cara kerja, dan efek samping alat kontrasepsi. Mereka juga sering mendapat informasi yang salah atau menyesatkan dari sumber yang tidak kredibel. Akibatnya, mereka menjadi ragu, takut, atau malu untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Adanya hambatan sosial dan budaya. Banyak negara yang memiliki norma, nilai, dan kepercayaan yang tidak mendukung penggunaan alat kontrasepsi. Misalnya, ada anggapan bahwa alat kontrasepsi adalah hal yang tabu, haram, atau merusak kesuburan. Ada juga tekanan dari keluarga, masyarakat, atau agama untuk memiliki anak sebanyak-banyaknya atau hanya menggunakan metode alami. Selain itu, ada juga ketidaksetaraan gender yang membuat perempuan tidak memiliki otoritas untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi.

 

Dampak Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi

Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi dapat berdampak negatif bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Beberapa dampaknya adalah:

 

Meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi, seperti anemia, infeksi, preeklampsia, perdarahan, abortus spontan, kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, dan kematian. Kehamilan yang tidak diinginkan juga dapat mengganggu pendidikan, karier, dan kesejahteraan perempuan.

Meningkatnya angka aborsi yang tidak aman. Aborsi adalah tindakan mengakhiri kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Aborsi yang tidak aman adalah aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih atau dengan metode yang tidak steril. Aborsi yang tidak aman dapat menyebabkan infeksi, perdarahan hebat, perforasi rahim, infertilitas, dan kematian.

Meningkatnya angka penularan penyakit menular seksual (PMS). PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Beberapa contoh PMS adalah HIV/AIDS, sifilis, gonore, klamidia, herpes, dan hepatitis. PMS dapat menyebabkan gejala seperti rasa sakit, gatal, bengkak, luka, atau keluarnya cairan dari alat kelamin. PMS juga dapat menyebabkan komplikasi seperti infertilitas, kanker, kerusakan organ, dan kematian.

Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, kelaparan, konflik, degradasi lingkungan, dan krisis sumber daya. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat mengancam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

 

 Baca Juga: Filipina dan China Bersitegang di Laut China Selatan

Alat kontrasepsi adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan reproduksi, seperti mengurangi angka kematian ibu dan bayi, mencegah penularan penyakit menular seksual, dan meningkatkan kualitas hidup pasangan.

 

Namun, tidak semua negara memiliki tingkat penggunaan alat kontrasepsi yang tinggi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi adalah kurangnya akses dan ketersediaan alat kontrasepsi, kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang alat kontrasepsi, dan adanya hambatan sosial dan budaya.

 

Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi dapat berdampak negatif bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Beberapa dampaknya adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatnya angka aborsi yang tidak aman, meningkatnya angka penularan penyakit menular seksual, dan meningkatnya angka pertumbuhan penduduk.

 

Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, media, agama, dan keluarga untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi di negara-negara yang jarang menggunakannya. Upaya tersebut dapat berupa penyediaan alat kontrasepsi yang mudah diakses dan terjangkau, penyuluhan dan edukasi tentang alat kontrasepsi yang benar dan aman, penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap pengguna alat kontrasepsi, pemberdayaan perempuan untuk memilih dan menggunakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan mereka, dan peningkatan partisipasi laki-laki dalam pengambilan keputusan tentang alat kontrasepsi.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler