Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 31 Desember, Waduh,, Elsa dan Al Kompak Larang Om Baik Nino Temui Reyna
Mereka dilarang untuk melakukan ibadah, menggunakan atribut keagamaan di depan umum, dan memelihara jenggot. Parahnya lagi, mereka dipaksa makan daging babi setiap hari Jumat.
Hal tersebut diungkap oleh seorang wanita bernama Sayragul Sautbay lewat sebuah buku yang baru diterbitkan. Sayragul Sautbay merupakan mantan tahanan di kamp konsentrasi di Xinjiang, China.
Kini ia bekerja sebagai dokter di Swedia. Sudah lebih dari dua tahun sejak ia dibebaskan dari kamp tersebut. Namun, Sautbay masih trauma dengan penghinaan dan kekerasan yang dialaminya selama di tahanan.
Baca Juga: Walikota Bandung Ajak Rayakan Tahun Baru 2021 dengan Muhasabah
Baca Juga: Ketua PGRI Kota Bandung Rekomendasikan PJJ Diperpanjang Demi Keselamatan Siswa.
Dalam bukunya tersebut ia menceritakan kesaksiannya tentang apa yang terjadi di kamp tersebut. Mulai dari pemukulan, kekerasan seksual hingga pemaksaan sterilisasi.
"Setiap Jumat kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari yang suci bagi umat Islam," ujar Sautbay seperti yang dikutip dari Al Jazeera 4 Desember 2020, seperti artikel Bagikan Berita berjudul Innalillahi, Setiap Hari Jumat Warga Uighur Dipaksa Makan Daging Babi
Lebih lanjut, ibu dua anak tersebut juga menceritakan bahwa jika kaum Muslim Uighur menolak, maka mereka akan mendapat hukuman yang berat. Aturan itu dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan bersalah pada tahanan Muslim.
Baca Juga: Kolam Retensi Gedebage Diresmikan oleh Walikota Bandung. Akankah Gedebage Bebas Genangan?