Letnan Senior Rusia Bicara Sisi Gelap Pasukannya di Perang Rusia-Ukraina: Tawanan Diancam Rudapaksa

- 3 Februari 2023, 18:27 WIB
Perang Rusia-Ukraina Terbaru: Apa yang Kita Ketahui pada Hari ke-218 Invasi
Perang Rusia-Ukraina Terbaru: Apa yang Kita Ketahui pada Hari ke-218 Invasi /Foto: TG/

“Ini kesalahan, saya harusnya mencoba lebih keras untuk pergi,” sesalnya. Tidak lama berselang, pasukannya diangkut untuk menduduki Melitopol, di mana ia akan ditempatkan untuk tiga bulan berikutnya.

Terkait penyiksaan yang dilakukan pasukan Rusia, ia menyaksikan bagaimana atasannya menyiksa 3 tentara Ukraina yang ditawan di Bilmak dekat Melitopol, bulan April. “Selama interogasi, mereka (tentara Ukraina, red) dipukuli sepanjang minggu, setiap hari, kadang bahkan di malam hari,” kisahnya.

Baca Juga: Dibanderol Mulai dari Rp167,3 Juta, Wuling Luncurkan Pikap yang Mendukung Pengusaha di Bandung

Menurut Yefremov, para komandannya tertarik dengan salah satu tentara mengaku sebagai penembak jitu di pasukan Ukraina. “Ketika mereka tahu dia penembak jitu, mereka memukulinya dengan pentungan kayu, dan ditembak di lengan dan kaki,” tuturnya.

Tidak sampai di situ, mereka juga melucuti celana si penembak jitu dan mengancam akan memerkosanya dengan sapu, juga membawa masuk tentara Rusia lain yang akan memerkosanya. “Mereka bilang mereka akan merekamnya dan mengirim video ke pacarnya,” kata Yefremov.

Singkat cerita, Yefremov berhasil meninggalkan pasukannya, dan mengundurkan diri dari militer. Kini ia mengaku kesulitan mendapat pekerjaan dan takut dikirim kembali ke Ukraina, setelah Putin mengumumkan mobilisasi nasional pada September lalu.

“Saya dianggap pengkhianat karena saya tidak mau menjadi bagian dari perang mengerikan ini, saya tahu bahwa sebagai seorang yang berpengalaman (dalam perang Rusia-Ukraina, red), mereka akan coba mengembalikan saya ke Ukraina,” keluhnya.

Baca Juga: 15 Twibbon Hari Pers Nasional 9 Februari 2023, Cocok Jadi Status Media Sosial, Desain Keren!

Terkait apa yang ia lihat selama perang, Yefremov berharap dapat memberikan kesaksian kepada kelompok hak asasi setempat di Rusia, yang membantunya kabur. Ia juga menyesal telah berperang di Ukraina.

“Saya minta maaf dengan tulus kepada seluruh masyarakat Ukraina karena sudah datang ke rumah membawa senjata. Harusnya saya pilih dipenjara daripada pergi ke Ukraina, tapi saat itu saya pengecut. Syukurlah saya tidak melukai dan membunuh siapapun (selama perang, red),” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x