Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya

- 26 September 2023, 20:59 WIB
Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya
Negara yang Jarang Menggunakan Alat Kontrasepsi: Faktor Penyebab dan Dampaknya /

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang alat kontrasepsi. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat, cara kerja, dan efek samping alat kontrasepsi. Mereka juga sering mendapat informasi yang salah atau menyesatkan dari sumber yang tidak kredibel. Akibatnya, mereka menjadi ragu, takut, atau malu untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Adanya hambatan sosial dan budaya. Banyak negara yang memiliki norma, nilai, dan kepercayaan yang tidak mendukung penggunaan alat kontrasepsi. Misalnya, ada anggapan bahwa alat kontrasepsi adalah hal yang tabu, haram, atau merusak kesuburan. Ada juga tekanan dari keluarga, masyarakat, atau agama untuk memiliki anak sebanyak-banyaknya atau hanya menggunakan metode alami. Selain itu, ada juga ketidaksetaraan gender yang membuat perempuan tidak memiliki otoritas untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi.

 

Dampak Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi

Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi dapat berdampak negatif bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Beberapa dampaknya adalah:

 

Meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi, seperti anemia, infeksi, preeklampsia, perdarahan, abortus spontan, kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, dan kematian. Kehamilan yang tidak diinginkan juga dapat mengganggu pendidikan, karier, dan kesejahteraan perempuan.

Meningkatnya angka aborsi yang tidak aman. Aborsi adalah tindakan mengakhiri kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Aborsi yang tidak aman adalah aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih atau dengan metode yang tidak steril. Aborsi yang tidak aman dapat menyebabkan infeksi, perdarahan hebat, perforasi rahim, infertilitas, dan kematian.

Meningkatnya angka penularan penyakit menular seksual (PMS). PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Beberapa contoh PMS adalah HIV/AIDS, sifilis, gonore, klamidia, herpes, dan hepatitis. PMS dapat menyebabkan gejala seperti rasa sakit, gatal, bengkak, luka, atau keluarnya cairan dari alat kelamin. PMS juga dapat menyebabkan komplikasi seperti infertilitas, kanker, kerusakan organ, dan kematian.

Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, kelaparan, konflik, degradasi lingkungan, dan krisis sumber daya. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat mengancam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah