Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja Sang ‘Pejuang Hak Laut Indonesia’ Akan Diresmikan Pemprov Jabar

20 Februari 2022, 15:17 WIB
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (lahir di Jakarta, 17 April 1929) adalah seorang politikus Indonesia. Pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan III periode 1974-1978. /Akun Twitter UNPAD

BERITA KBB. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (lahir di Jakarta, 17 April 1929) adalah seorang politikus Indonesia. Pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan III periode 1974-1978.

Mochtar Kusumaatmadja pun pernah menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan IV periode 1978-1988, di masak akhir hidupnya beliau adalah Guru Besar dan Dekan di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung.

Pria kelahiran 17 Februari 1929 itu merupakan seorang akademisi dan diplomat Indonesia.

Baca Juga: Nama Anya Geraldine dan Dian Sastro di Cuplikan Master Chef Indonesia 9, Mereka Muncul di Episode Kali ini?

Semasa hidupnya, Mochtar disebut banyak berperan dalam perundingan internasional, terutama dengan negara-negara tetangga mengenai batas darat dan batas laut teritorial.

Setelah memperoleh gelar S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1955, ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Hukum Yale (Universitas Yale) AS tahun 1955.

Kemudian melanjutkan program doktor (S3) bidang ilmu hukum internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung dan lulus tahun 1962.

Baca Juga: Bolu Rempah Wortel Keto, Makanan Yang Cocok Untuk Para Penyintas Diabetes

Ia menjadi wakil Indonesia pada Sidang PBB mengenai Hukum Laut, Jenewa dan New York. Ia juga berperan dalam konsep Wawasan Nusantara, terutama dalam menetapkan batas laut teritorial, batas darat, dan batas landas kontinen Indonesia.

Menurut Singgih Tri Sulistiyono , Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, mengatakan bahwa konsep wawasan Nusantara berawal dari upaya Profesor Mochtar yang pada waktu itu menyadari betapa pentingnya kesatuan negara Indonesia, untuk menetapkan batas teritorial laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda pada 1957.

Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya pada 1982 konsep Wawasan Nusantara yang dianggap sepadan dengan konsep Archipelagic State menjadi bagian integral dari United Nations Conventions on the Law of the Sea (UNCLOS). 

Baca Juga: Beberapa Kesalahan Lucu Pertemuan Online, Gubernur Jabar Juga Ikutan

Sejak saat itu, bentuk negara kepulauan mulai diakui dan dikenal dunia. Pengakuan ini juga berdampak positif bagi Indonesia di mana luas wilayah NKRI bertambah luas dua kali lipat lebih tanpa pertumpahan darah.

Bangsa ini berterimakasih kepada Profesor Mochtar Kusumaatmadja, yang dengan pemikirannya berhasil menerapkan prinsip ‘tanah’ air atau konsep 'nusantara' yang memandang kedaulatan darat (kepulauan) dan laut sebagai satu kesatuan,” papar Singgih. 

 “Dengan potensi kekayaan alam laut Rp3.000 triliun per tahun, tugas kita sekarang adalah merawat, memanfaatkan dan mengembangkan apa yang telah dirintis oleh Profesor Mochtar. Jangan sampai warisan yang merupakan hasil pemikiran yang brilian ini hancur, karena salah urus dan niat yang melenceng dari cita-cita luhur para pendiri bangsa,” pungkasnya.

Baca Juga: Mulai Dari Babi Sampai Faktor Cuaca dan Pandemi, Ini Dia Beberapa Penyebab Kedelai Mahal

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021 di Jakarta dalam usia 92 tahun.

Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Jawa Barat sekaligus Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemda Provinsi Jabar Dewi Sartika mengatakan bahwa hal ini Sebagai apresiasi dari warga Jawa Barat terhadap sumbangsih pemikiran dan perjuangan Mochtar Kusumaatmadja  untuk Indonesia di kancah internasional.

Pengusulan nama jalan ini berasal dari Universitas Padjadjaran didukung oleh Gubernur Jawa Barat.

Dokumen dan pengusulan secara lisan Gubernur Jabar pada kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR telah disampaikan.

Rencananya nama Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja mengganti nama Jalan Layang Pasupati, dan peresmiannya akan dilakukan dalam waktu dekat ***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler