Harga BBM Kekinian Bikin Pencari Ikan di Peraira Waduk Saguling Merana

26 September 2022, 22:54 WIB
Harga BBM Kekinian Bikin Pencari Ikan di Peraira Waduk Saguling Merana /Miradin Syahbana /

 

Berita KBB - Para nelayan di perairan Waduk
Saguling, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan naiknya harga BBM.

Sebab, naiknya harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solat serta nom subsidi Pertamax tidak diikuti dengan kenaikan harga jual ikan hasil tangkapannya. Kondisi itu jelas berpengaruh terhadap pendapatannya.

"BBM naik, pakan naik, tapi harga ikan mah tetap segitu enggak naik," tutur Mamat (60), seorang nelayan pada Senin, 26 September 2022.

Baca Juga: Truk Pengangkut Sementara Tabrak Pohon di Bandung Barat, Begini Nasib Pengemudinya yang Mengalami Luka Serius

Diketahui, jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter. Selain itu, harga BBM nonton subsidi jenis Pertamax juga naik dari dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.

Mamat mengatakan, keniaikan harga BBM ini bukan saja membuat ongkos transportasi naik yang berpengaruh terhadap harga pakan ikan. Sementara harga jualnya tetap tidak berubah.

"Saat ini pakan sudah mencapai 10.500 per kilogram. Belum ongkos, jadi 15.000 per kilogram. Sementara kebutuhan kita 70 karung per bulan. Otomatis biaya produksi makin membengkak," jalas Mamat.

Baca Juga: Dua Pengedar Uang Palsu di Cimahi dan KBB Ditangkap Polisi, Ternyata...

Mamat baru saja memanen 3 kwintal ikan nila dari kolam jaring apung miliknya. Ia menjual dengan harga Rp18.500 per kilogram kepada pengepul. Meski jauh dari ongkos produksi yang dikeluarkan, ia tetap melepas hasil panennya untuk menutup kebutuhan sehari-hari.

Untuk menutupi ongkos produksi itu, idealnya pemerintah bisa mengendalikan harga ikan dari nelayan. Minimalnya memberlakukan standar harga Rp 24 ribu per kilogram untuk ikan mas dan Rp 22 ribu per kilogram untuk ikan nila.

"Kalau gak dilakukan, kami neyalan terus-terusan rugi. Paling banter hasil tambak hanya untuk makan sehari-hari," jelas Mamat.

Baca Juga: Kehadiran Shin Tae-yong Melatih Timnas Indonesia Bisa Berbagi Strategi di Luar Sepak Bola

Buka saja nelayan kolam jaring apung, kondisi serupa dialami para pemilik perahu yang mengandalkan bahan bakar Pertalite dan Solar.

Meski begitu, mereka menolak untuk menaikan tarif kepada penumpang parahu karena khawatir kehilangan pelanggan. Ia berharap pemerintah menyalurkan bantuan BBM khsus bagi nelayan, supaya harga lebih rendah dan pasokan tetap aman.

"Ongkos tetap Rp5.000 tiap orang. Untuk wisatawan yang ingin keliling Rp50 ribu. Gak akan kita naikan karena nanti gak ada penumpang," tutur Deden, salah seorang pemilik perahu dermaga. ***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Tags

Terkini

Terpopuler