Sedangkan untuk biaya permodalan sudah lancar diberikan oleh Bank bjb kepada para petani milenial dengan sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Baca Juga: Lee Kwang Soo Mundur dari 'Running Man', Pihak Agensi Beberkan Alasannya
“Tadi juga permodalan sudah lancar diberikan oleh bjb. Kepada yang belum kita ubah nanti polanya kredit dari bank ke Agro Jabar, dan nanti mereka yang membina. Jadi semua pasti kebagian,” ucap Ridwan Kamil.
Gubernur menjelaskan salah satu kelebihan program Petani Milenial yaitu dengan sistem pembelian di awal oleh offtaker. Nantinya para petani menanam, berternak, dan menambak menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
“Kita tidak mau mendengar ada cerita produk tidak terjual, makanya dikunci pembeliannya di awal bukan di akhir. Pasar butuh berapa jenis apa, baru kita tanam, kita ternak, kita tambak. Bukan lagi polanya kita beternak dulu, baru cari pembeli,” sebutnya.
“Nah itulah tugas dari Agro Jabar. Selain dirinya membeli, mereka juga menjadi koordinator dari pembeli-pembeli pangan di Jabar,” tambahnya.
Kategori peserta PIM ada dua yaitu Peserta PIM Intensif dan Peserta PIM Mandiri, dibedakan berdasarkan lokasi budi daya. Untuk PIM Intensif, budi daya bertempat di aset milik Pemda Prov Jabar. Seperti yang sudah terpakai saat ini, lahan milik Dinas Kelautan dan Perikanan dikelola 33 orang tersebar di beberapa tempat.
Yakni di PSDKP WS Ciherang – Cianjur untuk komoditas iklan nila dikelola 10 orang. Satpel Wanayasa CDKP WU – Purwakarta ikan nila oleh lima orang. Satpel Cijengkol CDKP WU – Subang beternak lele oleh 13 orang, dan di UPTD PAPLWS Cibalong Pameungpeuk Garut untuk komoditas udang dikelola lima petani milenial.