Unit Bisnis Pesantren di Jabar Penerima Program OPOP Berkembang, Target Pemasaran Diperluas ke Pasar Ritel

- 16 April 2022, 21:38 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Pink 03, salah satu Pesantren penerima bantuan Program One Pesantren One Product atau OPOP, di Kabupaten Bekasi, Sabtu (16/4/2022).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Pink 03, salah satu Pesantren penerima bantuan Program One Pesantren One Product atau OPOP, di Kabupaten Bekasi, Sabtu (16/4/2022). / Biro Adpim Jabar/

BERITA KBB - Ummi Siti Jubaedah, pemilik Pesantren At Taufiq di Sukawangi, Kabupaten Bakasi memiliki pandangan jauh bagi para santrinya.

Menurut Ummi, selain menimba ilmu, santri saat lulus juga harus berdaya dalam mencari penghasilan. Ilmu agama didapat, kehidupan ekonomi juga meningkat.

"Saya ingin santri setelah lulus bagus dalam agama dan memiliki kemampuan dan ilmu lain seperti membuat produk sabun dan herbal," kata Ummi disela kunjungan kerja Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu dengan Pengurus Pesantren Wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi penerima manfaat Program OPOP (One Pesantren One Product), di Kabupaten Bekasi, Sabtu (16/4/2022).

Baca Juga: Apresiasi Kemajuan Pesantren Program OPOP, Target Tahun 2023 Diikuti 5.000 Pesantren


Pesantren At Taufiq memiliki lebih dari 100 santri. Ummi sama sekali tidak menarik bayaran kepada para santri alias gratis.

Dana pengelolaan selama ini selain berasal dari sumbangan, juga lebih banyak dari kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalam pesantren.

Ia bercerita mendapatkan bantuan Program OPOP dari Pemprov Jabar dalam hal ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar pada 2019. Bantuan yang diperoleh berupa dana Rp 500 juta plus Rp100 juta dari Pemkab. Bekasi.

Baca Juga: Sambangi Pesantren Miftahul Huda, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Ajak Warga Selalu Bersyukur

Sebelum mendapatkan bantuan OPOP, Pesantrennya memiliki usaha pembuatan sabun herbal. Sabun dengan bahan dasar minyak sawit, zaitun, sari herbal dan lain-lain itu diproduksi dengan cara tradisional oleh para santri.

Dengan bantuan modal OPOP, ia kemudian memakainya untuk membeli alat-alat produksi pembuatan sabun herbal agar lebih modern, di antaranya membeli mixer besar, mesin potong, alat pres, alat pembuat kemasan, hingga alat cetak.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x