BERITA KBB – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung seruan boikot produk kurma Israel yang digaungkan oleh sebuah komunitas pecinta Masjid Al-Aqsha, berbasis di Inggris yakni Friends of Al-Aqsa.
Seruan boikot Kurma Israel, bermula dari sebuah komunitas Muslim Eropa, yaitu Friends of Al-Aqsa (FOA). Seruan yang digaungkan kepada seluruh umat muslim di dunia menjelang bulan Ramadhan. Salah satu seruan tersebut dilakukan dengan adanya tagar #CheckTheLabel.
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dukungan terhadap aksi boikot tersebut, melalui pernyataan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (KHLN MUI), K.H. Bunyan Saptomo.
Dukungan yang diberikan kepada seruan boikot ini karena terdapat banyaknya kurma hasil produksi Israel yang diperoleh dari tanah penduduk di Palestina. Yang semestinya tindakan penduduk Israel di Palestina itu, dinilai sebagai kegiatan ilegal.
Industri kurma Israel dibangun di tanah pencurian. Setidaknya 40% kurma Israel ditanam di tanah penduduk yang ilegal. Selain itu, produksi kurma Israel bergantung pada sumber daya alam hasil curian juga.
Buruh Palestina yang sering kali dipaksa untuk kebutuhan ekonomi dalam bekerja., menjadi sasaran kerja fisik yang tidak adil, dan kondisi kerja mereka yang kejam berlaku pada anak-anak.
Baca Juga: Konfirmasi Film Dream yang Dibintangi Park Seo Joon dan IU akan Rilis Bulan April, Catat Tanggalnya
“Yang kedua, PBB sendiri telah menyatakan bahwa pendudukan Israel di Palestina tersebut adalah illegal,” ujar Kyai Bunyan, selaku Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI.
MUI sendiri sejauh ini belum memiliki fatwa khusus terkait hukum membeli atau mengkonsumsi produk-produk asal Israel tersebut. Sementara itu, seruan boikot yang digagas oleh Friends of Al-Aqsa (FOA) terus digaungkan, agar umat Islam tidak berbuka puasa dengan kurma “rasa apartheid”.
“Dengan memiilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadhan tahun ini, masyarakat Muslim mengirimkan pesan yang jelas dan kuat untuk mengutuk penduduk ilegal dan apartheid Israel di Palestina,” ujar Shamiul Joarder dari FOA.
Joarder juga mengatakan, sudah waktunya bagi umat Islam untuk memperbarui komitmen BDS atau Boikot, Divestasi, dan Sanksi, pada Ramadhan tahun ini.
Tak hanya Muslim di Eropa yang menyerukan pemboikotan kurma Israel. Muslim di Amerika juga turut menyerukan hal yang sama. Didahului oleh American Muslim for Palestine (AMP), umat Islam Amerika ikut mengajak dilakukannya boikot, bahkan mereka juga menampilkan daftar merk kurma Israel.
Menurut AMP, sejak meluncurkan Boikot Nasional Kurma Israel pada tahun 2011, pihaknya telah melihat penurunan impor kurma Israel ke negara AS. Pada tahun 2020/2021, impor kurma Israel ke AS telah turun menjadi 16,5%. Hal itu dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebanyak 25%.
Baca Juga: Kini Kim Sae Ron Mengalami Kesulitan Keuangan, Benarkah Kim Sae Ron Kerja Paruh Waktu?
Berikut Daftar Merk Kurma Israel Menurut AMP
1. Hadilkalim
2. Mehadrin
3. Delilah
4. Carmel Agrexco
5. Anna and Sara
6. Shah Co
7. Sincerely Nuts
8. Urban Platter
9. Star Dates
10. King Soloman
11. Food to Live
12. Navafresh
Untuk cara mengetahui ciri-ciri merk kurma Israel yaitu dengan mengecek label. Hindari label “Made in Israel”, “Made in the West Bank”, atau “Made in the Jordan Valley”.
Baca Juga: Jadwal TV di Trans7 Rabu 15 Maret 2023, Ada Arisan dan Secret Story, Catat Jam Tayangnya Berikut
Menurut AMP, kurma dengan label ini hampir selalu diproduksi di pemukiman Israel. Industri kurma Israel sering menggunakan label yang tak begitu jelas yang bertujuan untuk menyembunyikan asal aslinya.
Pastikan untuk selalu memeriksa label untuk membeli kurma, agar terhindar dari pembelian kurma Israel secara tidak sengaja.***